News

Dyah Erti ajak Mahasiswa KKN Sosialisasi Stunting

ACEH TENGAH (popularitas.com) – Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati mengimbau Mahasiswa Unsyiah yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Wonosobo, Kecamatan Wih Pesam, untuk mensosialisasikan pencegahan dan penanganan stunting kepada masyarakat.

Dosen Teknik Arsitektur Unsyiah itu, turut mendampingi sang suami yang tak lain adalah Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, pada kunjungan kerja ke sejumkah kabupaten sejak tanggal 20 hingga 22 Januari.

Mengetahui ada mahasiswa KKN di Desa Wonosobo, Dyah Erti mengajak sang suami untuk menjenguk, memotivasi sekaligus mengajak para mahasiswa mensosialisasikan upaya pencegahan dan penanganan stunting.

Dyah mengajak para mahasiswa KKN untuk mematangkan konsep dan berkontrubusi aktif dalam mendukung, setiap program Pemerintah Aceh, Pemkab Bener Meriah maupun program desa yang sedang berjalan.

“Setiap kelompok mahasiswa KKN tentu memiliki koordinator kecamatan dan koordinator desa. Nah, adik-adik harus terlibat aktif dalam rapat- rapat desa dan rapat di tingkat kecamatan. Sehingga dapat mengetahui apa saja program pemerintah yang sedang berjalan,” imbau Dyah Erti.

Menanggapi saran Wakil Ketua TP PKK Aceh, Rahmi  mahasiswa Teknik Arsitektur Unsyiah, yang juga Koordinator Kelompok KKN di Desa Wonosobo menjelaskan, bahwa saat ini kelompoknya sudah merumuskan beberapa kegiatan, yaitu sosialisasi pengelolaan dan pengelompokan sampah utama, Sosialisasi stunting, dan penataan desa.

“Di Desa Wonosobo ini, kaum ibu rutin menggelar wirid dan menjalankan program menanam bunga di pekarangan rumah. Kita sudah berdiskusi untuk memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mensosialisasikan program pemilahan sampah utama dan mengkampanyekan penanggulangan stunting bu,” kata Rahmi.

Rahmi menambahkan, saat ini kelompoknya juga sedang menyusun konsep pemanfaatan sampah untuk bahan bangunan seperti ecobricks. Sebagaimana diketahui, di beberapa negara eropa dan Jepang, sampah telah dimanfaatkan sebagai bahan bangunan beeupa bata ringan atau ecobricks.

Menanggapi konsep tersebut, Bupati Bener Meriah Sarkawi, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut menjelaskan, bahwa Pemkab telah menganggarkan dana untuk pengelolaan sampah untuk masing-masing sesa.

“Pemkab ada mengalokasikan dana pengelolaan sampah ke masing-masing desa, mungkin adik-adik bisa berkontribusi di program ini, karena memang di beberaoa daerah dan di luar negeri samoah tidak hanya dimanfaatkan untuk kompos semata tapi dengan kreativitas, sampah justru dapat dibuat beberapa produk kreatif yang bernilai ekonomi tinggi,” ujar Sarkawi.

Sementara itu, Plt Gubernur Aceh berpesan kepada para mahasiswa KKN untuk melakukan perencanaan dengan matang sebelum mengeksekusi suatu program.

“Perencanaan adalah satu langkah sukses dari sebuah program. Jadikan briefing sebagai rutinitas awal. Namun, saat eksekusi lapangan tentu akan berbeda dengan eencana kita, karena itu kalian harus mampu mengelaborasi rencana kalian dengan kondisi di lapangan,”

“Dalam setiap gerak harus ada perencanaan. Melihat dan mengukur dengan SWOT, strengths, Weaknesses Opportuniiesy dan Threats. Ingat, si masa sekarang ini, pengetahuan semua orang di belahan dunia manapun sudah sama. Satu hal yang membedakan dan yang membuat kita unggul adalah inovasi. Karena itu, jangan berhenti berinovasi,” pesan Nova.

Plt Gubernur juga berpesan agar program pengelompokan sampah sesuai dengan konsep 3R, yaitu reduce,  reuse dan recycle. “3R adalah bentuk inovasi yang harus terus dimutakhirkan. Cari referensi sukses di daerah lain, kemudian kembangkan,” pesan Nova. (RIL)

Shares: