HeadlineNews

Melacak Klaster Covid-19 Magetan di Aceh

Ruang Isolasi di RSUZA Banda Aceh Hampir Penuh
Dokumentasi - Petugas medis di ruang isolasi khusus pasien COVID-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh. ANTARA/Khalis

BANDA ACEH (popularitas.com) – Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Aceh. Setelah 75 santri Pondok Pesantren Al Fatah kembali ke Aceh, terdapat 4 orang dinyatakan positif virus corona di Kabupaten Aceh Tamiang.

Kota Magetan menjadi bahan perbincangan hangat di Serambi Makkah setelah terdapat santri yang positif. Pemerintah Aceh pun sekarang mulai melacak aktivitas para santri yang sudah berada di seluruh Aceh.

Terutama mereka yang telah dinyatakan positif. Dengan siapa saja mereka pernah berinteraksi, sehingga dapat dilakukan pencegahan penyebaran virus corona lebih luas. Mengingat terjangkitnya virus asal Wuhan, China ini cukup cepat.

Berdasarkan hasil uji swab dengan sistem Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) di Balai Litbangkes Aceh, Lambaro, Aceh Besar, Minggu (3/5/2020) AJ dan MAH dan MF dinyatakan positif.

Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, dr Endang, Senin (4/5/2020) kembali melaporkan, santri klaster Magetan asal Aceh Tamiang kembali terdapat yang positif Covid-19. Namun inisial santri belum diberitaukan oleh pihak rumah sakit.

Hingga sekarang sudah 4 santri asal Magetan di Aceh dinyatakan positif virus asal dari Wuhan, China. Semua sekarang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), Banda Aceh.

Juru Bicara Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani mengatakan, pihaknya akan melakukan pelacakan terhadap aktivitas para santri asal Aceh yang pulang kampung dari klaster Magetan, terutama mereka yang telah dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Sasaran yang hendak dilakukan pelacakan adalah, orang-orang yang pernah kontak erat dengan keempat santri tersebut. Terutama keluarganya dan orang-orang yang berinteraksi dengan pasien positif Covid-19 tersebut.

SAG, sapaan akrap juru bicara menjelaskan, MF dirujuk ke RSUZA, Banda Aceh dari RSUD Pemkab Aceh Tamiang pada 24 Maret 2020, karena hasil raped test menunjukkan tanda reaktif dan memiliki gejala peneumonia.

Sampai di RSUZA, tim medis melakukan rontgen thorax dan mengambil swab pertama MF pada 26 April 2020. Pemeriksaan terhadap cairan tenggorokan dan cairan hidung MF tersebut hasilnya negatif.

Sesuai prosedur penanganan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), kata SAG, hasil swab pertama dikonfirmasi lagi dengan uji swab kedua. Tim Medis RSUZA mengambil lagi cairan tenggorokan dan cairan hidung MF pada 30 April 2020. Pemeriksaan dengan sistem RT-PCR di Balai Litbangkes Aceh, ternyata MF konfirmasi positif Covid-19 pada 03 Mei 2020.

“MF kini dirawat di Pinere, RSUDZA. Keluarga tidak perlu panik dan cemas berlebihan. MF akan sembuh seperti delapan pasien Covid-19 lainnya,” katanya.

Selanjutnya SAG mengatakan, Gugus Tugas Covid-19 Bidang Kesehatan Pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh Tamiang akan menerapkan protokol kesehatan terhadap keluarga dan kontak erat MF di Aceh Tamiang.

“Ikuti saja protokol tersebut. Para santri yang pulang dari klaster Magetan juga akan diambil swab untuk diperiksa dengan RT-PCR oleh Gugus Tugas Covid-19, karena sudah tiga orang terbukti terinfeksi dengan virus corona,” jelasnya.

Sementara itu kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, dr Hanif juga membenarkan ada tambahan satu orang santri klaster Magetan positif Covid-19. Dengan begitu telah empat orang santri asal Pondok Pesantren Al Fatah Temboro terinfeksi di Tanah Rencong. Santri yang baru positif itu merupakan pasien ke 13 positif virus corona asal Kabupaten Aceh Tamiang.

“Iya benar (ada penambahan satu positif),” kata dr Hanif singkat.

Secara komulatif pasien positif di Aceh menjadi 13 orang. Ada 4 orang dalam perawatan rumah sakit rujukan, 8 orang telah sembuh, dan 1 kasus meninggal dunia pada Maret 2020 yang lalu.

Untuk mengantisipasi penyebaran lebih Covid-19 klaster Magetan. Petugas medis mulai melakukan tes cepat terhadap keluarga serta orang berkontak dengan santri positif tersebut.

Pemerintah juga mengimbau kepada masyarakat agar melaporkan kepada petugas dengan kedasaran sendiri yang pernah berkontak dengan keempat pasien tersebut. Kendati dalam kondisi sehat, ini penting untuk memangkas agar tidak tertular kepada orang tua atau keluarganya.[acl/ANT]

Shares: