HeadlineNews

Mengenali ajag, hewan buas yang diduga serang ternak warga di Aceh Besar

FOTO : Mongabay.co.id

POPULARITAS.COM – Beberapa hari lalu, warga di empat kecamatan di Aceh Besar, resah akibat adanya serangan binatang buas yang memangsa hewan ternak. Banyak anggapan dan spekulasi bermunculan terkait dengan kemunculan hewan itu.  Sejumlah warga menduga hewan buat itu serigala, namun tak sedikit juga yang menyebutnya sebagai anjing hutan.

Dari berbagai literasi, kecil kemungkinan bahwa hewan buas itu serigala, sebab jenis hewan buat itu habitatnya tidak terdapat di Indonesia, dan bahkan di asia.

Dugaan yang mendekati, hewan buas yang serang ternak warga itu merupakan ajag, atau anjing liar yang sangat mirip dengan serigala. Lantas apa itu ajag?.

Mengutip Mongabay.co.id, anjing ajag berbeda dengan serigala. Jenis Fauna ini berasal dari spesies Cuon alpinus. Di Indonesia, ada dua jenis yaitu Cuon alpinus javanicus [anjing hutan jawa] dan Cuon alpinus sumatrensis [anjing hutan sumatera]. Di beberapa daerah Jawa, ajag sering disebut asu kikik. 

Secara luas Cuon alpinus, mengutip Greeners, tersebar di kawasan Asia mulai dari Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India, Indonesia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Russia, Tajikistan, Thailand, dan Vietnam. 

Ajag memiliki lolongan keras dan jelas. Biasanya hidup berkelompok dalam lima hingga dua belas ekor, tergantung lingkungannya. Dalam kondisi tertentu, ia dapat hidup soliter [sendiri]. Jenis ini merupakan pemburu yang menyukai kelinci, kancil, babi hutan, kijang, dan rusa. 

Sejauh ini, penelitian tentang ajag di Indonesia masih terbatas. Belum ada data pasti mengenai populasinya di Sumatera dan Jawa. Keberadaan ajag di Jawa diketahui berada di Taman Nasional Alas Purwo, Baluran, Gede Pangrango, Halimun Salak, dan Ujung Kulon. Di Sumatera kehadirannya terdeteksi di di Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat.

Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zal Supran menduga, serangan hewan ternak yang terjadi di wilayah Kuta Malaka Aceh Besar itu, diduga akibat serangan ajag atau anjing hutan.

Dia menyebutkan, jenis anjing ajag memang sangat banyak terdapat di wilayah Aceh Besar, katanya dikutip dari laman Antara, Minggu (16/10/2022).

Heboh serangan hewan buas tersebut, berawal dari tayangan foto-foto kondisi kondisi hewan ternak yang mendapatkan serangan, kondisinya sangat mengenaskan, hanya tinggal kulit, kepala, kaki, dan tulang atasnya saja. Sedangkan seluruh isi dalam tubuhnya sudah tak tersisa. 

Zalsufran melanjutkan,  mengatakan, anjing hutan yang mirip dengan serigala tersebut termasuk salah satu satwa yang dilindungi. Karena itu pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh.  

Zalsufran menegaskan, sejauh ini mereka baru menduga peristiwa itu disebabkan oleh anjing hutan. Namun, untuk kepastiannya harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh BKSDA. 

“Belum kita pastikan anjing ajag dan kita koordinasi dengan BKSDA bersama Kadis Peternakan Aceh Besar, maka kita periksa dulu bahwa penyebabnya adalah sesuai dengan kecurigaan kita,” katanya. 

Dirinya menyebutkan, berdasarkan laporan sementara yang diterima jumlah hewan ternak yang menjadi korban binatang buas tersebut berkisar antara empat sampai 10 ekor.  

“Rencananya kita besok turun ke lokasi setelah koordinasi dengan BKSDA. Saat ini BKSDA lagi membuat analisisnya, dan sedang patroli juga,” demikian Zalsufran.

Shares: