NewsTeknologi

Pemerintah targetkan konversi 13 juta motor bakar jadi kenderaan listrik

Pemerintah targetkan konversi 13 juta motor bakar jadi kenderaan listrik
Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna dalam Peluncuran Sistem Panel Surya di Kantor Pusat Blue Bird Group, Jakarta, Selasa (13/6/2023). ANTARA/Sanya Dinda.

POPULARITAS.COM – Pemerintah menargetkan sebanyak 13 juta kenderaan roda dua berbahan bakar BBM atau motor bakar, akan di konversi menjadi kenderaan listri pada 2030 mendatang.

Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Kementrian ESDM RI Andriah Feby Misna mengatakan, target yang ditetapkan pemerintah itu diharapkan dapat tercapai.

Hal tersebut dikatakan Feby saat peluncuran panel surya di kantor pusat Blue Bird Group di Jakarta, Selasa (13/6/2023) dikutip dari laman Antara.a.

Kementerian ESDM juga menargetkan 67 ribu stasiun penukaran baterai dan 32 ribu unit stasiun pengisian baterai kendaraan listrik dapat terbangun pada 2030.

Menurutnya, konversi kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik diharapkan dapat menyerap kelebihan produksi listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan mengurangi impor gasolin yang masih mencapai 50 persen dari total kebutuhan.

“Dengan konversi kendaraan ke kendaraan listrik, kita bisa mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM), memanfaatkan kelebihan listrik PLN, dan mempercepat penggunaan EBT,” katanya.

Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh kendaraan listrik yang hanya mencapai 118 gram karbon dioksida per kilometer juga jauh lebih kecil dari kendaraan BBM yang hanya sebesar 178 gram karbondioksida per kilometer.

Di samping itu, biaya yang dikeluarkan dari penggunaan mobil listrik juga lebih murah yakni sekitar Rp178 per kilometer, sementara mobil yang menggunakan BBM mencapai Rp747 per kilometer.

“Jadi banyak keuntungan menggunakan mobil listrik meskipun biaya pembelian masih mahal, tapi pemerintah juga memberikan insentif seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang hanya 1 persen,” katanya.

Adapun pemerintah menargetkan campuran energi baru dan terbarukan diharapkan mencapai 23 persen pada 2025 dimana pada saat ini baru terpenuhi sebesar 12,3 persen.

Shares: