EdukasiNews

Peralatan Boga SMK 3 Banda Aceh Belum Dikembalikan

POPULARITAS.COM – Peralatan praktek siswa jurusan Tata Boga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 3 Banda Aceh yang berada di Gampong Lueng Raya, Kecamatan Lueng Raya, Banda Aceh belum dikembalikan membuat Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Jamaluddin Muko berang.

Seluruh peralatan masak canggih sudah dipindahkan oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Dinas Pendidikan Aceh ke lokasi lain sementara waktu. Namun, hingga memasuki awal tahun 2018 peralatan tersebut belum dikembalikan.

Seluruh peralatan canggih bantuan masyarakat Jerman itu, mulanya dipindahkan oleh Dinas Pendidikan Aceh ke Lampineung sejak Mei 2017 lalu. Penanggungjawab pemindahan aset SMK 3 Banda Aceh ini ditandatangani oleh Kepala Bidang SMK, Miftahuddin.

“Keperluannya waktu itu untuk kebutuhan memasak makanan untuk jamaah haji, setelah itu dalam perjanjian akan dikembalikan lagi,” kata Ketua Komisi V Dewan DPRA, Jamaluddin Muko, Senin (15/1/2018) saat berkunjung ke sekolah itu.

Jamaluddin Muko sengaja kembali mendatangi SMK 3 Banda Aceh untuk memastikan, apakah sudah dikembalikan atau belum semua aset sekolah tersebut. Pasalnya, beberapa waktu lalu, sebutnya, Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah sudah perintahkan Dinas Pendidikan Aceh untuk mengembalikan seluruh peralatan boga milik sekolah itu.

“Aset ini dirampas oleh sepihak. Mereka melawan perintah Wagub. Wagub sudah perintahkan untuk kembalikan. Ini luar biasa, ada pejabat yang melawan, ini harus diproses sesuai dengan hukum dan penyidik Polda Aceh harus turun tangan,” tegasnya.

Katanya, ada 27 item peralatan canggih boga dipindahkan sepihak oleh Dinas Pendidikan Aceh. Padahal peralatan itu jelas-jelas merupakan aset SMK 3 Banda Aceh. Akibatnya, siswa sekolah ini tidak bisa melakukan praktek boga secara maksimal.

Menurut Jamaluddin Muko, tidak hanya rugi secara moril, siswa tak bisa praktek. Secara materil juga mengalami kerugian besar. Sejak tahun 2001 silam, SMK 3 Banda Aceh mendapat kepercayaan dari maskapal Garuda Indonesia sebagai pemasuk katering.

Namun sejak peralatan itu dipindah, pihak SMK 3 Banda Aceh tidak bisa lagi memenuhi permintaan maskapal Garuda, sehingga kontrak pun diputuskan dan mengalami kerugian material Rp 9 miliar lebih per tahunnya.

“Ini belum lagi ada orang bikin pesta setiap Sabtu dan Minggu, biasanya mereka pesan katering juga di sini, sekarang gak bisa lagi,” jelasnya.

Sementara itu Kepala SMK 3 Banda Aceh, Saifullah membenarkan siswa-siswinya tak bisa lagi praktek tata boga secara maksimal, karena tidak lagi memiliki peralatan. Semua peralatan canggih itu sudah dipindahkan oleh pihak Dinas Pendidikan sejak Mei 2017 lalu.

“Ada dulu, sekarang sudah dipindahkan ke lokasi SMK lama di Lampineung untuk kebutuhan memasak makanan jamaah haji, tetapi sampai sekarang belum dikembalikan,” jelasnya.

Harapannya, seluruh peralatan yang sudah dipindahkan itu untuk segera dikembalikan, karena selama tidak ada peralatan tersebut siswa tidak bisa praktek boga dengan baik.

“Sekarang ada praktek, seadanya saja, peralatan tidak ada lagi,” ujarnya.[acl]

Shares: