EkonomiNews

Pinang tak ada harga, Petani di Aceh Selatan tebang pohon

Pinang tak ada harga, Petani di Aceh Selatan tebang pohon
proses penjemuran pinang. FOTO : popularitas.com/Nurzahri

POPULARITAS.COM – Petani di Labuhanhaji, Aceh Selatan, memilih menebang pohon Pinang dikebun-kebun mereka. Hal itu sebagai dampak, harga komoditi perkebunan itu tak kunjung membaik. 

Hal tersebut disampaikan salah satu petani Pinang di Labuhanhaji, Basyaruddin (62) dalam keterangannya kepada popularitas.com, Senin (11/9/2023).

Dia menceritakan, dua tahun lalu, harga pinang berada pada kisaran Rp12 ribu per bambu. Namun saat ini, pihak agen hanya mau menebus di harga Rp2 ribu perbambu.

Akibat harga tak alami penaikan sejak kurun waktu dua tahun terakhir, banyak petani di daerah ini tak lagi mengurus kebun-kebun pinang mereka. Bahkan sebagian besar memilih menebang pohonnya.

“Gak ada harga lagi, tidak menjajikan lagi untuk pendapatan petani jika mengandalkan dari kebun Pinang,” ujarnya.

Saat ini, sambungnya, banyak petani Pinang telah mengganti tanaman pinang dengan komoditi lain yang lebih menjajikan. Sementara, di kawasan ini, Pinang merupakan komoditi andalan dan potensial.

Harapannya, pemerintah bisa turun tangan mengatasi hal ini. Sebab kehadiran negara saat petani alami persoalan akibat turunnya harga pinang mesti dilakukan. Apalagi dampak terbesarnya adalah soal kesejahteraan masyarakat.

“Jika Pinang tak lagi berharga, tentu pendapatan masyarakat tak ada. Nah, muaranya masyarakat jadi miskin,” tukasnya.

Editor : Hendro Saky

Shares: