HeadlineInvest in Aceh

Realiasasi Investasi Tetap Optimis Meskipun Pandemi

Realiasasi Investasi Tetap Optimis Meskipun Pandemi
Plt Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah MT, saat berbincang dengan Duta Besar Arab Saudi Esam Abid Althagafi terkait penambahan quota Haji di Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Kamis 16 Juli 2020. (Foto: Humas BPPA)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan maupun lapangan pekerjaan di Serambi Makah. Realisasi investasi juga ikut merosot, kendati tidak signifikan. Tetapi ada terjadi sedikit penurun realisasi investasi selama wabah virus corona terjangkit secara global.

Berdasarkan data dari Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh. Pada triwulan 1 2020, jumlah investasi di Tanah Seulanga mencapai Rp 3.239.453.862.901, mengalami penurunan pada triwulan 2 yaitu Rp 1.714.504.086.152.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2019, jumlah investasi pada triwulan 1 yakni Rp 2.262.228.796.019, triwulan 2 yaitu Rp 1.844.966.736.185, triwulan 3 sebesar Rp 500.946.591.478 dan triwulan 4 yakni Rp 1.203.948.620.427.

Kepala DPMPTSP Aceh, Dr. Aulia Sofyan, S.Sos., M.Si melalui Kabid Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Ir. Jonni menyebutkan jumlah proyek pada TW 1 adalah 244, sementara TW 2 808,” ujar Jonni, Selasa, 11 Agustus 2020.

Sedangkan pada tahun 2019, jumlah proyek pada TW 1 yaitu 129, TW 2 yaitu 215, TW 3 yaitu 238 dan TW 4 sebanyak 267.

Jonni mengungkapkan, pandemi Covid-19 memberi sedikit efek negatif bagi investasi di Aceh. Ia mencontohkan, salah satu investasi yang tersendat adalah pembangunan pabrik pembangkit listrik biomassa dari sawit di salah satu kabupaten di Aceh.

Padahal  seharusnya 2019 kemarin mulai pembangunan konstruksi. Tetapi salah satu rekanan dari India tidak dapat masuk ke Aceh, karena negaranya sedang diberlakukan lockdown akibat Covid-19. Sehingga telah menghambat realisasi investasi tersebut.

“Adanya pandemi Covid-19, juga salah satunya terhambat ini. Kalau tidak sudah kontruksi, rencana awal 2019, ini sudah setahun lebih, saya dapat pengakuan dari direkturnya. Langkah kita ya menunggu,” ujarnya.

Sementara perusahaan-perusahaan lainnya yang telah beroperasi, kata Jonni, realisasi investasinya cukup bervariasi. Bahkan ada sejumlah perusahaan angka realiasinya berkembang.

“Tidak signifikan mengganggu, tetapi ada mengganggu juga,” kata Jonni.

Ia menambahkan, sektor yang paling besar realisasi pada triwulan 1 di Aceh adalah kontruksi atau pembangunan jalan tol trans Sumatera di Kabupaten Aceh Besar, yakni mencapi Rp 2 triliun lebih dan disusul sektor pertambangan Rp 500 miliar lebih.

Sedangkan pada triwulan 2, sektor kontruksi juga masih berada di peringkat pertama yakni Rp 500 miliar lebih. Lalu, disusul sektor industri makanan sebesar Rp 300 miliar lebih dan seterusnya.

“Total keseluruhan triwulan 1 adalah Rp 3.239.453.862.901 dan triwulan 2 yakni Rp 1.714.504.086.152,” sebut dia.

Pemerintah Terus Genjot Investasi

Pemerintah Aceh terus mengatur siasat agar realisasi investasi di Aceh tidak terhambat dan tetap berjalan sebagaimana mestinya, kendati di tengah pandemi.

Begitu juga pemerintah Aceh melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh melakukan berbagai cara untuk menggaet investor, baik luar maupun dalam negeri.

Kepala Bidang Promosi Penanaman Modal DPMPTSP Aceh, Syarifah Zulfa mengatakan, meski di tengah pandemi Covid-19, pihaknya tetap melakukan berbagai upaya promosi supaya investor mau menanam modalnya di Aceh.

“Kita melakukan ada beberapa kegiatan, seperti bisnis forum baik dengan calon investor dalam negeri ataupun luar negeri. Kita juga melakukan pendampingin misi investasi, itu kita lakukan terkait apa saja potensi kita yang bisa ditawarkan ke calon investor,” ujarnya saat ditemui, Rabu, 22 Juli 2020.

Selain itu, DPMPTSP juga melakukan promosi melalui digital dan media cetak. Digital yang dimaksud adalah media online dan media sosial. Sementara media cetak yakni media koran, tabloid, majalah nasional, termasuk majalah di maskapai penerbangan.

Promosi melalui media, kata Syarifah, dilakukan dengan memaparkan peluang dan potensi apa saja yang dimiliki Aceh, sehingga investor yang membaca peluang tersebut tertarik datang ke Tanah Rencong.

“Konsumennya ada dalam negeri dan luar negeri. Juga di majalah nasional, kegiatan-kegiatan yabg kita lakukan dalam hal promosi. Juga kerjasama dengan instansi teknis lainnya, baik perdagangan dan pariwisata, kita bisa sama-sama melakukan bersinergi dalam promosi ini,” jelasnya.

Promosi Via Webinar

Dalam menggaet investor selama pandemi Covid-19, DPMPTSP Aceh juga melakukan promosi melalui webinar. Para investor ini umumnya berasal dari Singapura, Malaysia, Jepang, China, Arab Saudi bahkan India.

“Kita melakukan promosi melalukan promosi melalui webinar dengan calon-calon investor, seperti kemarin ada dengan Jepang dan China. Di samping juga ada difasilitasi oleh kementerian, ada dengan India, dan beberapa negara lainnya,” ujar Syarifah.

Dalam tiga tahun terakhir, kata Syarifah, sektor yang paling diincar oleh investor ada tiga, yakni sektor energi, pertambangan atau batubara serta perkebuman. Tiga sektor ini diminati investor asing.

“Sektor energi ini memiliki jangka waktu investasinya lama, tahapan juga panjang yang harus dilalui, izin-izin juga tidak hanya di kita, ke PLN, kementerian, dan proses sampai calon investasi deal. Jadi melalui forum bisnis, itu yang kita lakukan,” jelas dia.

Peluang Investasi di Aceh Selama Pandemi

Syarifah menambahkan, peluang investasi di Aceh tetap terbuka lebar meski negeri sedang dilanda pandemi Covid-19. Minat para investor menanamkan modal di Aceh tak surut meski sedang Covid-19.

Namun, hingga saat ini pihaknya bersama sejumlah investor masih dalam tahap penjajakan. Jika sudah deal, mereka akan datang ke Aceh untuk melihat kondisi di lapangan. Minat mereka umumnya di sektor energi.

“Peluangnya masih sama sebelum Covid-19, di satu sisi kita terus memberi informasi bagaimana melalui komunikasi saja, memberi informasi prosedurnya begini, tahapan yang harus dilakukan begini,” jelasnya.

“Kita bekali dulu, mereka juga mempelajari. Ke tahap sudah bisa masuk, mereka sudah siap, tinggal melihat lapangan apa memungkinkan atau tidak. Webinar yang kita lakukan baru sebatas mereka mencari informasi, untuk deal rata-rata kan di sektor energi, untuk energi itu,” pungkasnya. [adv]

Shares: