News

Rusia desak PBB kecam Inggris pasok uranium ke Ukraina

Rusia desak PBB kecam Inggris pasok uranium ke Ukraina
Kendaraan militer yang hancur terlihat selama konflik Ukraina-Rusia di kota Rubizhne, wilayah Luhansk, Ukraina, 1 Juni 2022. ANTARA/REUTERS/Alexander Ermochenko/as

POPULARITAS.COM – Rusia serukan kepada badan perdamaian dunia PBB, untuk keluarkan kecaman atas tindakan Inggris yang memasok Uranium habis atau uranium kadar isotop rendah ke Ukraina.

Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, dalam keterangannya dikutip dari Anadolu, Jumat (5/5/2023) menegaskan bahwa, diamnya PBB terhadap tindakan Barat itu, sebagai bentuk dukungan terhadap Ukraina, padahal faktanya, hal tersebut dapat menimbulkan masalah serius, termasuk sudut pandang bahaya radiologi.

Rusia menilai amunisi semacam itu pernah digunakan AS di Yugoslavia dan Irak yang bisa memicu munculnya penyakit-penyakit berbahaya, termasuk kanker.

Zakharova juga menyebut Parlemen Eropa sudah berulang kali mengadopsi resolusi yang meminta moratorium segera penggunaan amunisi jenis ini, tetapi Barat berusaha tidak lagi mengangkat topik tersebut.

“Kita menjadi terbiasa dengan sikap standar ganda dan tipu daya negara-negara blok Barat, tetapi sangatlah kecewa jika Sekretariat PBB juga menutup-nutupi akibat negatif pasti dari penggunaan amunisi uranium habis,” kata Zakharova.

Ia menegaskan bahwa bahwa Inggris harus dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya yang sembrono.

Pada akhir Maret, Inggris mengumumkan akan memasok amunisi uranium habis ke Ukraina yang dikritik keras oleh Rusia.

Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq menyuarakan keprihatinan atas keputusan Inggris itu.

“Anda sudah mengetahui kekhawatiran yang telah kami sampaikan bertahun-tahun mengenai penggunaan uranium habis mengingat akibat menggunakan amunisi ini. Dan kekhawatiran itu berlaku untuk siapa saja yang memproduksi senjata seperti itu,” tutur Haq.

Inggris sendiri membela diri dengan mengatakan uranium habis ke Ukraina adalah komponen standar. Inggris menuding Rusia sengaja melakukan disinformasi.

Shares: