FeatureNews

Sampangan, singgahan pengantin yang masih dilestarikan masyarakat Singkil

Sampangan, pelaminan khusus di dalam rumah pada acara adat perkawinan, sunat rasul, dan lainnya di Kabupaten Aceh Singkil. Foto: Jerry/MC PKA

POPULARITAS.COM – Bentuknya seperti kamar berukuran 3×2 meter. Pernak-pernik hiasan tampak menggantung di sekelilingnya. Corak kain warna-warni kian memperindah tempat itu. Masyarakat di Aceh Singkil menyebutnya Sampangan.

Sekilas mirip pelaminan yang lazim dipakai dalam pesta pernikahan di Aceh. Namun jika diperhatikan, Sampangan punya ruang pintu masuk dari samping kanan.

“Sampangan sudah digunakan sejak jaman dulu, dan bentuknya memang seperti kamar. Sampangan ini masih dilestarikan sampai hari ini,” kata Mukhsin.

Minggu (5/11/2023) sore, pria yang merupakan Wakil Ketua III Duta Wisata Aceh Singkil 2022, ini tampak ramah menjelaskan tentang Sampangan ke pengunjung anjungan Aceh Singkil di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh.

Rembang petang itu Mukhsin kena tugas menjaga anjungan daerah asalnya dalam agenda Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8. Pengetahuannya soal Sampangan sangat membantu pengunjung mengenal lebih dekat benda yang kerap dipakai sewaktu pesta perkawinan atau sunat rasul dan berbagai kegiatan adat lainnya ini.

Menurut Mukhsin, jika ada pesta perkawinan atau sunat rasul, masyarakat Aceh Singkil selalu meletakkan Sampangan di dalam rumah. Aturan baku tak tertulis itu sudah ada dari zaman dulu.

“Kalau di luar rumah, biasanya masyarakat membuat pelaminan lainnya yang lebih modern dengan gaya sekarang,” jelasnya.

Di depan Sampangan, perhatian pengunjung tertuju pada beberapa buah kelapa telah dikupas kulit. Letaknya persis di sebelah tempat duduk para pengantin.

Mukhsin mengatakan menaruh kelapa di dalam Sampangan sesuatu hal yang wajib ada sebagai isyarat simbol.

Biasanya jumlah kelapa disesuaikan dengan acara orang yang tengah bikin hajatan. Misalnya untuk pesta pernikahan sepasang suami-istri, maka kelapanya cukup dua saja.

Jika untuk pesta adat sunat rasul mencapai empat orang, secara otomatis kelapa yang diwajibkan ada di Sampangan juga empat buah.

“Kalau misalnya yang sunat rasul satu orang, maka kelapanya ya satu aja,” ujar Mukhsin.

Dia juga menceritakan kisah lainnya tentang budaya adat perkawinan di Aceh Singkil. Mukhsin bilang, selain Sampangan yang harus letaknya di dalam rumah, masyarakat di sana juga membuat pelaminan di luar rumah.

Pelaminan di luar ini fungsinya menyambut mempelai pria sebelum masuk dan duduk bersanding di Sampangan.

Di pelaminan luar ini mempelai pria akan dikelilingi oleh keluarga mempelai wanita. Di sana terjadi saling tanya jawab, sebelum akhirnya nanti mempelai pria bisa melenggang ke dalam Sampangan.

“Prosesi adat ini sudah berlaku sejak zaman dulu dan masih terus dilestarikan sampai sekarang,” jelasnya.

“Terkhusus dari masyarakat keturunan Singkil asli, sebuah keharusan untuk tetap melaksanakan dan merawat adat tersebut,” pungkas Mukhsin.

Shares: