– Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Aceh Jaya, Rahadian mengaku baik siswa maupun orang tua cukup antusias menyambut pembelajaran tetap muka, setelah sekian lama terhenti akibat pagebluk Covid-19 terjangkit di Aceh.
“Orang tua dan siswa cukup gembira anak-anaknya bisa belajar tetap muka kembali,” kata Rahadian.
Sejak pertama kali terdapat pasien positif Covid-19 sekitar medio Maret 2020 lalu. Sejumlah kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah Aceh, tak terkecuali sekolah dihentikan belajar tatap muka dan beralih belajar secara daring dan luring.
Sistem pembelajaran di tengah Covid-19, baik secara daring maupun luring saat itu merujuk kepada keputusan bersama empat menteri, yakni Menteri Agama (Menag), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Dalam Negeri (Mendagri), dan Menteri Kesehatan (Menkes).
Setelah Aceh terbebas dari zona merah, hanya terdapat zona oranye dan kuning. Pemerintah Aceh mulai bersiap untuk menerapkan pembelajaran tatap muka. Ada sejumlah daerah yang resiko rendah Covid-19 mulai belajar tatap muka.
Seperti Kabupaten Aceh Jaya, sudah memberlakukan belajar tatap muka sejak beberapa pekan lalu. Rahadian mengaku, setelah siswa mulai belajar tatap muka, seluruh orang tua dan murid tampak antusias mengikuti belajar secara normal kembali.
Kendati, selama pembelajaran tatap muka. Pihak sekolah tetap memperketat protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Ini dilakukan untuk mengantisipasi munculnya penyebaran di sekolah.
“Hingga sekarang belum ada baik siswa maupun guru yang terpapar Covid-19 di Aceh,” tukas Rahadian.[]
