News

Terduga Teroris di Aceh Ingin Serang Fasilitas TNI-Polri dan Pemerintah

ASN Terduga Teroris yang Ditangkap Bekerja di Majelis Adat Aceh Timur
Ilustrasi | Tempo.co

POPULARITAS.COM – Kepolisian Daerah (Polda) Aceh menyebutkan, kelima terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Anti Teror rencanya akan melakukan aksi teror di sejumlah lokasi di Tanah Rencong.

Kepala Bidang Humas Polda Aceh, Kombes Pol Winardy mengatakan, kelima terduga teroris ini berencana menyerang dan mengacaukan Pemerintah Aceh, TNI/Polri serta pemerintahan pusat yang ada di provinsi paling barat Indonesia itu.

“Sasaran mereka adalah ingin mengacaukan pemerintahan pusat yang ada di wilayah Aceh, ataupun pemerintah Aceh sendiri serta fasilitas TNI/Polri maupun personel TNI/Polri,” ungkap Winardy dalam konferensi pers di Mapolda Aceh, Sabtu (23/1/2021).

Winardy mengatakan, rencana tersebut diketahui berdasarkan pengembangan dan pemeriksaan yang dilakukan Densus 88 Anti Teror dan Polda Aceh. Rencana aksi teror ini juga tertulis dalam buku catatan terduga teroris yang diamankan itu.

“Dalam buku catatan yang ditemukan berisi ancaman-ancaman, bentuk-bentuknya dalam tulisan-tulisan ataupun hal-hal yang terkait yang ditujukan kepada TNI dan Polri, kemudian pemerintah yang ada di wilayah Aceh dan pemerintah Aceh sendiri,” tutur Winardy.

Winardy menerangkan, kelima terduga teroris itu sudah terafiliasi ISSI (Islamic State of Iraq dan Syria). Mereka juga rencananya bakal berangkat Afghanistan untuk bergabung dalam latihan militer di Khurasan.

“Paspor-paspor milik terduga teroris juga ditemukan untuk melaksanakan hijrah ke Khurasan, Afghanistan. Beberapa buku kajian ISIS dan tauhid serta compact disk dan falsh disk juga diamankan,” jelas Winardy.

Diberitakan sebelumnya, Pengamat Terorisme, Al Chaidar mengatakan dua dari lima terduga teroris yang ditangkap di wilayah hukum Polres Langsa merupakan jaringan ISIS Aceh pimpinan Aulia.

“Sebenarnya mereka enggak mau disebut sebagai JAD Aceh, mereka ingin disebut sebagai ISIS Aceh, jadi agak unik memang, hubungannya dengan Firqoh Abu Hamzah di Medan, yang daerah Sibolga,” kata Al Chaidar saat dikonfirmasi, Jumat (22/1/2021) malam.

Jaringan tersebut, kata Al Chaidar, sudah ada sejak 2016 silam. Mereka juga memiliki puluhan anggotanya dan ketahuan saat melaksanaan kegiatan militer di Gunung Salak Aceh atau perbatasan Aceh Utara-Bener Meriah pada 2018 silam.

“Ini jaringan Aulia yang memang dulu pada 2018 pernah ditangkap di sekitar daerah Bener Meriah dan kemudian diketahui ada persebarannya di sekitar Aceh Besar dan Aceh Timur. Bagian Aceh lainnya belum ada,” ujar Al Chaidar.

Editor: dani

Shares: