Kesehatan

Tidur dilantai sebabkan paru-paru basah adalah mitos

Tidur dilantai sebabkan paru-paru basah adalah mitos
Petugas medis memperlihatkan hasil rontgen paru-paru dalam kegiatan pemeriksaan di SDN Duren Tiga 01, Jakarta, Selasa (19/12/2023). (ANTARA FOTO/Rina Nur Anggraini/Ak/rwa)

POPULARITAS.COM – Tidur dilantai bisa sebabkan paru-paru basah, merupakan mitos. Begitu juga menggunakan kipas angin saat tidur dapat sebabkan penyakit serupa adalah hal-hal yang tidak benar secara ilmiah.

Hal tersebut disampaikan oleh dokter spesialis bedah toraks kardiak dan vaskular RSUP Fatmawati Jakarta, dr Ermono Superaya dalam keterangannya, Kamis (18/4/2024).

“Tidur dilantai atau kebiasaan tidur gunakan kipas angin bisa sebabkan paru-paru basah adalah mitos,” katanya dikutip dari laman Antara.

Jadi, terangnya lebih lanjut, dirinya menegaskan bahwa tidur dilantai tidak sebabkan paru-paru basah atau penyakit jantung.

Ia juga menyampaikan bahwa penggunaan kipas angin yang menghadap langsung ke badan semalaman semasa tidur juga bukan penyebab utama paru-paru basah.

Infeksi yang dapat menyebabkan paru-paru basah, menurut dia, dapat terjadi jika kipas angin yang dipakai kotor dan berdebu karena tidak dibersihkan.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan, debu akan terus terhirup dan masuk ke paru-paru selama kurang lebih delapan jam tidur dengan kipas angin menyala dan kondisi yang demikian bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan mengakibatkan paru-paru berair.

“Jadinya, paru-paru basah karena debunya mengendap di paru, di dalam tubuh sel darah putih akan melawan, jadinya infeksi meradang,” katanya.

Ermono juga menjelaskan bahwa penyakit jantung atau infeksi bisa menyebabkan paru-paru terendam air terus menerus.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi pada paru-paru, ia melanjutkan, pasien harus rutin periksa dan menjalani pengeluaran cairan guna memastikan tidak ada tumor atau kanker pada paru-parunya.

“Kalau ada infeksi paru, kontrol ke dokter sampai dokter bilang enggak ada apa-apa. Setelah itu, bisa kontrol setahun sekali dan minum obat. Jangan dianggap remeh, dan bosan bolak balik ke dokter,” katanya.

Dia menyarankan pemeriksaan jantung dan paru-paru untuk mendeteksi kemungkinan mengalami paru-paru basah atau infeksi lainnya.

Selain itu, dia menyampaikan pentingnya berolahraga, memakai masker, serta menghindari paparan debu dan asap guna menghindari penyakit paru-paru.

Shares: