HeadlineTeknologi

Protes kerjasama dengan Israel dalam proyek Nimbus, Google pecat 28 orang pegawainya

Protes kerjasama dengan Israel dalam proyek Nimbus, Google pecat 28 orang pegawainya
Logo Google. ANTARA/Sizuka (Sizuka,)

POPULARITAS.COM – Buntut protes terhadap kerjasama antara Google dengan Israel lewat proyek Nimbus, perusahaan raksasa teknologi tersebut pecat sebanyak 28 orang pegawainya.

Pemecatan dilakukan sebagai reaksi keras perusahaan tersebut atas aksi protes yang dilakukan sejumlah karyawan, Selasa (16/4/2024) oleh sebuah kelompok dengan menamakan dirinya No Tech For Apartheid yang menentang proyek Nimbus.

Proyek Nimbus merupakan kerjasama antara Google dan Israel untuk kontrak penyimpanan awan senilai Rp1,2 miliar dolar Amerika serikat atau setara Rp19,4 triliun.

Usai aksi tersebut, Rabu (17/4/2024), manajemen perusahaan Google yang berbasis di Amerika Serikat memutuskan memecat 28 orang karyawannya atas aksi tersebut.

“Malam ini, Google tanpa pandang bulu memecat lebih dari dua lusin pekerja, termasuk mereka di antara kami yang tidak berpartisipasi langsung dalam protes bersejarah yang berlangsung selama 10 jam di dua wilayah pesisir kemarin,” menurut sebuah unggahan di X oleh No Tech For Apartheid.

Chris Rackow, kepala keamanan global Google, menekankan kebijakan nol toleransi perusahaan terhadap perilaku pengunjuk rasa dalam memo yang dikirimkan kepada seluruh karyawan yang juga beredar di media sosial.

“Perilaku seperti ini tidak mendapat tempat di tempat kerja kami dan kami tidak akan membiarkannya,” ujarnya dikutip dari laman Antara, Kamis (18/4/2024).

Setelah adanya penyelidikan, hari ini kami memutuskan hubungan kerja dengan dua puluh delapan karyawan yang diketahui terlibat. Kami akan terus menyelidiki dan mengambil tindakan jika diperlukan,” tambahnya.

Sebagai tanggapan, No Tech For Apartheid mengutuk tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai “tindakan pembalasan yang mencolok”.

“Tindakan pembalasan yang mencolok ini adalah indikasi nyata bahwa Google lebih menghargai kontrak senilai 1,2 miliar dolar dengan pemerintah dan militer Israel yang melakukan genosida dibandingkan pekerjanya sendiri,” kata kelompok tersebut.

Pemecatan tersebut, yang terjadi hanya beberapa jam setelah polisi menahan sembilan karyawan selama protes duduk di Sunnyvale, California, dan sebuah kantor di New York, telah menimbulkan gelombang kontroversi di dalam dan di luar perusahaan.

Proyek Nimbus

Proyek Nimbus mencakup sistem awan dan pembelajaran mesin yang memungkinkan penyimpanan data, pengumpulan, analisis, identifikasi motif dan fitur dari data, serta prediksi potensi data dan motif.

Kontrak senilai 1,2 miliar dolar untuk proyek ini ditandatangani pada April 2021 antara Israel, Google, dan Amazon.

Israel mengumumkan pada April 2021 bahwa Google dan Amazon memenangkan tender negara secara besar-besaran, yang memungkinkan Israel untuk membangun pusat server penyimpanan awan lokal.

Sistem ini dapat mengumpulkan semua sumber data yang disediakan oleh Israel dan militernya, termasuk basis data, sumber daya, dan bahkan sumber observasi langsung seperti kamera jalanan dan drone.

Kritikus berpendapat bahwa proyek ini dapat membantu Israel melanjutkan sistem penindasan, dominasi, dan segregasi terhadap rakyat Palestina yang mirip aparteid.

Shares: