POPULARITAS.COM – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Mustanir melepas sebanyak 320 mahasiwa USK untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Aceh Besar, Jumat (26/5/2023).
KKN ini merupakan angkatan ke XXIII. Total mahasiswa USK yang ikut KKN periode ini berjumlah 2.157, yang ditempatkan di Pidie Jaya, Pidie juga Aceh Besar. Di Aceh besar, mereka akan ber-KKN di lima kecamatan: Baitussalam, Darussalam, Masjid Raya, Kota Jantho dan Pulo Aceh.
“Kami titip mahasiswa USK di Kabupaten Aceh Besar. Pada hakikatnya anak-anak bangsa ini hadir dari berbagai kondisi dan budaya berbeda. Ada juga peserta KKN dari luar Aceh dan malah luar negeri. Kiranya anak kami dapat diterima dan dididik ke arah lebih baik selama sebulan kedepan,” kata Prof Mustanir.
Wakil Rektor berpesan agar mahasiswa KKN senantiasa ikut dalam kegiatan masyarakat, dan menjadi garda terdepan. Setiap program yang dijalankan, didorong untuk menyentuh inti persoalan masyarakat gampong (desa) tempatan, serta dapat menyukseskan KKN sesuai dengan tema yang diusung.
“Jadikan KKN untuk berbuat nyata hasilnya. Baik moralitas, kemampuan komunikasi atau akademiknya yang mencerminkan mahasiswa. Banyak perubahan positif di dunia ini yang diinisiasi oleh mahasiswa. Bismillah, kita bisa,” tutur WR III USK.
Adapun beberapa hal yang mesti merasakan dampak positif dari kehadiran mahasiswa KKN meliputi, stunting, membantu masyarakat calistung. Selama di gampong KKN, mahasiswa diingatkan untuk beradaptasi dengan baik, agar banyak mendengar dan belajar dari segala hal yang ada di tempat tersebut.
Sementara itu, Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Aceh Besar, Sulaimi berterimakasih kepada USK yang telah mengabulkan permintaan pihaknya, untuk kembali memilih Aceh Besar sebagai tempat KKN mahasiswa kampus terbaik di ujung Sumatra itu.
“Kehadiran adik-adik sekalian, akan membantu berbagai bidang di pemerintahan dan masyarakat Aceh Besar,” kata Sekda.
Ia mengingatkan, bahwa salah satu persoalan yang disasar dan mendasar di Aceh Besar adalah stunting. Kehadiran mahasiswa USK diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat.
“Selain itu, mahasiswa juga bisa ikut membantu aplikasi SIGAP, agar data di Aceh Besar bisa satu pintu. Kemudian soal ketahanan pangan, bagaimana meningkatkan perekonomian masyarakat. Jadi kita berdayakan berbagai potensi yang ada di Aceh Besar menjadi lebih baik lagi,” ujar Sulaimi.
