POPULARITAS.COM – Warga New York City, Amerika Serikat catatkan sejarah penting. Warga disana, secara mengejutkan memilih Zohran Mamdani sebagai walikota. Pria tersebut, terpilih lewat pemilihan awal. Kemenangan lelaki berdarah India itu memantik semangat anti-muslim, bahkan Presiden Trump murka dan menyebutnya sebagai komunis gila.
Tidak sampai disitu, kemenangan Zohran Mamdani juga picu lonjakan drastis anti-muslim, bahkan hingga ancaman pembunuhan terhadapnya.
Laporan dari CAIR Action, lembaga advokasi yang berafiliasi dengan Council on American-Islamic Relations mencatat 127 insiden ujaran kebencian yang menyebut Mamdani hanya dalam sehari setelah hasil pemilu diumumkan, naik lima kali lipat dari rata-rata harian sebelumnya.
Ribuan Unggahan Islamofobia
Menurut CAIR, lebih dari 6.200 unggahan Islamofobia yang menargetkan Zohran Mamdani tercatat dalam waktu 24 jam. Sekitar 62% berasal dari platform X.
Mamdani, politisi sosialis demokrat berusia 33 tahun yang kini menjadi anggota parlemen negara bagian, mencatat kemenangan atas mantan Gubernur New York Andrew Cuomo dalam pemilihan pendahuluan Demokrat.
Jika menang di pemilu umum pada November 2025 mendatang, Mamdani akan menjadi wali kota Muslim dan keturunan India-Amerika pertama dalam sejarah New York City.
“Kami menyerukan pejabat dari semua partai untuk mengecam Islamofobia secara terbuka,” kata Direktur Eksekutif CAIR Action, Basim Elkarra, dikutip dari Reuters, Minggu (29/7/2025).
Serangan dari Lingkaran Trump dan Sayap Kanan
Advokat mencatat bahwa serangan daring terhadap Mamdani juga datang dari kalangan dekat Presiden Donald Trump, termasuk Donald Trump Jr yang mengunggah pernyataan bernada sarkastik dengan menyebut, “New York telah memilih 9/11.”
Anggota Kongres dari Partai Republik Marjorie Taylor Greene juga memicu kontroversi dengan mengunggah gambar Patung Liberty dalam burka buatan AI, dianggap sebagai simbolisasi rasis dan Islamofobia oleh banyak pihak.
Trump, selama masa kepresidenannya, dikenal mengeluarkan kebijakan anti-Muslim, seperti larangan perjalanan dari negara-negara mayoritas Muslim dan upaya mendeportasi aktivis pro-Palestina di masa jabatan keduanya.
Polisi Selidiki Ancaman Pembunuhan terhadap Mamdani
Departemen Kepolisian New York (NYPD) mengonfirmasi bahwa unit kejahatan kebencian tengah menyelidiki sejumlah ancaman terhadap Mamdani.
Para advokat menyamakan kasus ini dengan serangan yang sebelumnya dialami oleh tokoh politik Muslim dan Asia Selatan lain, seperti Ilhan Omar, Rashida Tlaib, dan Kamala Harris.
“Serangan terhadap Mamdani mencerminkan pola lama terhadap tokoh Muslim dan Asia Selatan,” kata Manjusha Kulkarni dari Stop AAPI Hate.
Tuduhan Antisemit dan Pembelaan dari Komunitas Yahudi
Beberapa pihak dari Partai Republik menuding Mamdani sebagai antisemit karena sikap pro-Palestina dan kritiknya terhadap serangan militer Israel di Gaza pasca serangan Hamas Oktober 2023.
Namun, Mamdani mendapat pembelaan dari Brad Lander, pengawas keuangan NYC yang beragama Yahudi, dan sejumlah kelompok Yahudi progresif yang membela hak Palestina serta menegaskan bahwa kritik terhadap Israel tidak identik dengan antisemitisme.
Lonjakan Islamofobia dan Antisemitisme di AS
Sejak konflik Israel-Gaza kembali meletus pada Oktober 2023, para pemantau hak asasi manusia mencatat kenaikan tajam Islamofobia dan antisemitisme di AS.
Insiden tragis, seperti penembakan staf Kedutaan Israel dan penusukan anak Muslim di Illinois memperparah ketegangan sosial di dalam negeri.
Para aktivis mendesak pejabat publik untuk tidak membiarkan narasi kebencian berkembang tanpa respons.
Dalam iklim politik yang semakin terpolarisasi, keberhasilan Zohran Mamdani dianggap sebagai ancaman simbolik bagi kelompok sayap kanan, tetapi juga sebagai harapan bagi komunitas minoritas dan progresif di AS.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara terbuka meluapkan kemarahan dan kebenciannya seusai politikus Muslim keturunan India, Zohran Mamdani, menang dalam pemilihan primary Partai Demokrat untuk calon wali kota New York.
Melalui akun Truth Social, Trump menyebut Mamdani sebagai “komunis gila” dan memperingatkan publik bahwa Partai Demokrat sudah “kelewatan” karena memberi tiket calon kepada sosok yang disebutnya ekstrem kiri.
“Zohran Mamdani, seorang 100% komunis gila, baru saja menang pemilihan primary Demokrat dan dalam perjalanannya menjadi wali kota (New York),” tulis Trump, Rabu (25/6/2025) malam.
Kritik Trump tak berhenti pada afiliasi politik Mamdani. Ia juga menyerang aspek pribadi sang politikus.
“Penampilannya sangat buruk, suaranya menyakitkan didengar, dan dia tidak terlalu pintar,” sindir Trump tanpa ragu.
Pernyataan pedas ini langsung menyulut perhatian luas di jagat politik AS mengingat Mamdani adalah sosok progresif yang vokal menentang kebijakan Trump, terutama soal imigrasi, Palestina, dan ketimpangan ekonomi.
Mamdani Ungguli Cuomo
Dengan 93% suara masuk, Zohran Mamdani meraih 43,5% suara, mengalahkan mantan Gubernur New York Andrew Cuomo yang hanya memperoleh 36,4%.
Kemenangan ini memastikan Mamdani melaju sebagai calon wali kota New York dari Demokrat pada pemilihan 5 November 2025.
Sejak 2021, Mamdani duduk di Majelis Negara Bagian New York mewakili wilayah Astoria, Queens, dan dikenal sebagai sosok muda progresif dalam tubuh Partai Demokrat.
Program populis dan Kontroversial Mamdani
Dalam kampanyenya, Zohran Mamdani mengusung berbagai program berbasis keadilan sosial dan ekonomi, antara lain transportasi bus kota gratis, pembekuan kenaikan sewa untuk apartemen sewa terkendali, toko bahan pokok milik kota, serta peningkatan pajak sebesar US$ 10 miliar untuk kalangan kaya dan pelaku bisnis besar.
Langkah-langkah ini membuatnya dicintai pemilih progresif, tapi juga dicap “komunis” oleh kalangan konservatif, termasuk Trump.
Selain kebijakan domestik, sikap luar negeri Mamdani juga memicu kontroversi. Ia dikenal sebagai pendukung vokal Palestina dan aktif dalam gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) terhadap Israel.
Mamdani bahkan menyatakan akan menangkap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bila menginjakkan kaki di New York, merujuk pada surat penangkapan ICC yang terbit pada November 2024.
Leave a comment