Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh

722 Tulisan
Museum Tsunami ditutup tiga hari selama libur idul adha
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehNews

Museum Tsunami ditutup tiga hari selama libur idul adha

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, akan menutup operasional Museum Tsunami, terhitunggal tanggal 9-11 Juli 2022. Penutupan itu sehubungan dengan pelaksanaan raya idul...

Lezatnya mi lobster, kuliner khas Simeulue
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehFeatureNewsWisata

Lezatnya mi lobster, kuliner khas Simeulue

POPULARITAS.COM – Simeulue memang dikenal sebagai salah satu kabupaten penghasil lobster di Provinsi Aceh. Belum lengkap rasanya apabila berkunjung ke kabupaten ini, jika...

Almunizal Kamal resmi jabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehNews

Almunizal Kamal resmi jabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh

Almunizal Kamal, resmi jabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh. Ia dilantik oleh Gubernur Nova Iriansyah, Senin (4/7/2022) di Pendopo Gubernur Aceh.

Kadisbudpar Aceh dukung keberadaan ruang bermain anak di Taman Ratu Safiatuddin
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehNews

Kadisbudpar Aceh dukung keberadaan ruang bermain anak di Taman Ratu Safiatuddin

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Almunizar Kalam, sangat mendukung keberadaan Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) Tarasa, yang penggunaannya diresmikan oleh...

Jejak budaya kerajaan Hindu di Masjid Tuha Indrapuri, situs sejarah yang kini jadi objek wisata di Aceh Besar POPULARITAS.COM - Aceh miliki sejarah dan peradaban yang panjang. Dari catatan yang ada, sebelum kerajaan islam berjaya di daerah ini, pernah ada kebudayaan hindu yang sempat hadir di bumi berjuluk serambi mekkah itu. Jejak kebudayaan hindu tersebut, salah satunya berada di Masjid Tuha Indrapuri, di Aceh Besar. Menurut sejarawan, tapak tempat berdirinya rumah ibadah umat muslim itu, dahulunya merupakan Candi sisa peninggalan kerajaan hindu. Menuju Masjid Tuha Indrapuri tidak begitu sulit, jika anda berpergian dengan angkutan udara, dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), jarak perjalanan tidak kurang dari 20 menit dapat mencapai lokasi. Nah, jika hendak menginap dulu di Banda Aceh, butuh 35 menit perjalanan dari pusat Ibukota untuk mencapai tempat ini. Tempatnya persis di Pasar Indrapuri, Aceh Besar, terpaut 24 kilometer dari dari pusat kota. Memasuki masjid, terdapat dua gapura persis di gerbang masuk, dibagian atas gerbang yang terbuat dari besi terdapat tulisan Masjid Tuha Indrapuri warna putih yang ditopang dua tembok setinggi 3 meter dominasi hitam kuning terbuat dari batu alam. Pepohonan berjejer sepanjang jalan menuju bangunan masjid, dan jalan paving Blok menambah kenyamana para pengunjung yang ingin menengok saksi sejarah peradaban negeri ini. Sebelum mendapati bangunan utama, terdapat undakan sebelas anak tangga persis didepan pintu masuk masjid, dan setelahnya terhampar kolam besar yang diperuntukan bagi jamaah yang hendak cuci kaki sebelum memasuki rumah ibadah itu. Saksi sejarah kerajaan Hindu di Aceh Salah satu pengelola masjid, Ismawardi kepada popularitas.com menceritakan, dahulunya bangunan masjid ini merupakan candi yang didirikan oleh kerajaan Hindu Aceh. Sejarah asal mula kerajaan ini berawal dari kisah adik dari Putra Harsya dari India yang suaminya terbunuh dalam suatu peperangan yang dimenangkan oleh bangsa Huna pada tahun 604 Masehi, kemudian melarikan diri dari kerajaannya ke Aceh. Sesampainya di Aceh ia mendirikan sebuah kerajaan. Dan pusat kerjaan itu, Kini menjadi tapak tempat Mesjid Tuha Indrapuri sekarang. Tuha dalam bahasa Indonesia berarti tua.  Sedangkan Indrapuri sendiri berarti Kuta Ratu. “Hal ini didasari fakta bahwa didekat Indrapuri terdapat perkampungan orang Hindu, yaitu di kampung Tanoh Abei sekarang. Serta disana banyak pula terdapat kuburan-kuburan orang Hindu,” kata Ismawardi, Minggu (13/10/2024). Sambil merapikan peci yang ia kenakan, Ismawardi kembali melanjutkan ceritanya. Konon, pada tahun 700 Masehi Islam mulai masuk di Aceh. Dan sekitar tahun 1618 Islam berkembang di Aceh dan saat itulah pura tersebut dihancurkan. Kemudian di atas reruntuhan itu dibangun masjid oleh Sultan Iskandar Muda dan sampai sekarang Masjid tersebut masih digunakan oleh penduduk sekitar untuk melaksanakan ibadah. “Dan saat itulah lamuri ini dialih fungsikan oleh Sultan Iskandar Muda untuk dijadikan masjid,” ucapnya. Masjid Tuha memiliki pekarangan luas 33.875 meter persegi dan ditutupi oleh dua tingkatan sekitar satu hingga dua meter. Bentuknya mirip dengan benteng. Di areal masjid juga terdapat dua kolam kecil sebagai tempat berwudhu dan mencuci kaki. Di samping itu, bangunan ini memiliki tiga tingkatan atap seng, yang setiap tingkatannya menyerupai piramida yang menjadi ciri khas Masjid dipengaruhi budaya Hindu. Saat pembangunan masjid, Sultan Iskandar Muda mamasang 36 tiang penyangga bersama penopang atap. Dari tiang tersebut masih terlihat beragam bentuk ukiran khas masa kerajaan kuno. Ukiran dan arsitektur masjid tergolong unik, menurut Ismawardi hampir seluruh bangunan berkontruksi kayu dengan beberapa khas ukiran Arab. Bahan bangunan masjid ini pun berupa beton dengan campuran kapur dan karang laut yang dihancurkan. “Makanya dindingnya itu sangat kuat, terbukti sudah berabad-abad betonnya masih sangat tahan,” terangnya. Ismawardi juga mengatakan bahwa candi atau benteng ini terdapat di tiga lokasi berbeda. Ketiga benteng ini dikenal dengan nama “Aceh Tiga Segi” atau “Aceh Lhee Sagoe”. Di Indrapuri, satu lokasi diperuntukkan bagi Ratu Arsya, dua benteng lain berada di pinggir laut sebagai tempat pertahanan. Adapun kedua kerajan lain berdiri di pinggir laut. Kerajaan itu terletak di Krueng Raya, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, yang disebut Indrapatra. Satu kerajaan lain bernama Indrapurwa. Kerjaaan ini terletak di Gampong Lambadeuk, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Masjid yang memiliki ragam khas peninggalan kuno ini memiliki daya tarik terhadap masyarakat sekitar dan bahkan bagi pecinta sejarah dari Negara-negara lain. Salah satunya Malaysia. Para pecinta sejarah dari Negara sahabat ini tiap tahunnya selalu berdatangan untuk melihat dan mengenali lebih jauh seluk beluk masjid Tuha yang bernuansa Hindu tersebut. “Hanya saja waktu pandemi sempat tertahan, tidak ada wisatawan luar yang berkunjung kesini, kalau sekarang sudah normal kembali,” ucapnya. Di sini, Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah (1884-1903) dinobatkan sebagai Raja Aceh. Ketika itu, masjid kuno ini menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Aceh sekaligus basis pertahanan pasukan. Dan kini, jejak peninggalan sejarah itu dapat diziarahi oleh wisatawan untuk menikmati keindahan arsitektur masjid tersebut. Meskipun Mesjid Tuha Indrapuri sudah dimasukkan sebagai Situs Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh, ternyata pelaksanaan shalat tarawih dan shalat ied masih berlangsung sampai saat ini.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehFeatureNews

Masjid Tuha Indrapuri, pilihan wisata reliji di Aceh Besar

Aceh miliki sejarah dan peradaban yang panjang. Dari catatan yang ada, sebelum kerajaan islam berjaya di daerah ini, pernah ada kebudayaan hindu yang...

Pameran alat musik nusantara di Aceh diperpanjang
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh

Pameran alat musik nusantara di Aceh diperpanjang

POPULARITAS.COM – Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara 2022 yang berlangsung di Gedung Pameran Temporer Museum Aceh, Banda Aceh, pada tanggal 22-25 Juni...

Kolaborasi seniman Aceh dan Jabar pukau warga Bandung
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehNews

Kolaborasi seniman Aceh dan Jabar pukau warga Bandung

Kolaborasi seniman Aceh dan Jawa Barat di Pentas Urban Art yang berlangsung, Sabtu (25/6/2022) pukau ratusan penonton yang hadir di gedung Taman Budaya...

Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara 2022 di Aceh resmi dibuka
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh

Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara 2022 di Aceh resmi dibuka

Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara dibuka, Disbudpar Aceh: Yuk ke Museum Aceh

Asal mula Aceh dijuluki Serambi Makkah
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehFeatureWisata

Asal mula Aceh dijuluki Serambi Makkah

POPULARITAS.COM – Aceh merupakan provinsi yang berada paling ujung barat Indonesia. Provinsi ini mendapat julukan sebagai daerah Serambi Makkah. Tak diketahui persis tahun...

Asal mula Aceh dijuluki Tanah Rencong
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehFeatureWisata

Asal mula Aceh dijuluki Tanah Rencong

Menurut dosen FKIP Sejarah Universitas Syiah Kuala ini, penyematan julukan itu tak terlepas dengan senjata yang digunakan oleh pejuang Aceh saat melawan penjajah.