InsfrastrukturNews

60 rumah di Aceh Tenggara diterjang banjir bandang

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan, sebanyak 60 unit rumah mengalami rusak berat akibat banjir bandang menerjang delapan gampong atau desa di tiga kecamatan di wilayah Aceh Tenggara.

BANDA ACEH (popularitas.com) : Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan, sebanyak 60 unit rumah mengalami rusak berat akibat banjir bandang menerjang delapan gampong atau desa di tiga kecamatan di wilayah Aceh Tenggara.

“Lebih dari dua desa di tiga kecamatan, yakni Lawe Metangur di Ketambe 23 rumah, Natam Baru di Badar 22 rumah, dan beberapa desa di Leuser 15 rumah,” kata Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Rabu.

Bahkan, lanjut dia, terdapat dua unit rumah di antaranya berada di Natam Baru?hanyut terbawa banjir bandang yang melanda wilayah perbukitan sekitar kawasan ekosistem Leuser

Rumah warga mengalami rusak berat akibat tertimbun material banjir bandang, seperti bebatuan, kayu, pasir, dan lumpur, sehingga mengakibatkan?beberapa unit rumah semi permanen roboh karena tidak sanggup menahan beban material.

Seperti diketahui, terdapat delapan desa di tiga kecamatan, Aceh Tenggara diterjang banjir bandang akibat intensitas hujan sedang hingga lebat yang turun secara rutin dalam sepekan terakhir terjadi,?sejak, (26/11).

Lebih dari 38 kepala keluarga(KK) atau 152 jiwa menjadi korban terdampak banjir kali ini.

“Ketinggian material banjir yang menghantam puluhan rumah masyarakat setempat?berkisar 50 CM hingga satu meter. Ratusan jiwa hingga kini, masih mengungsi ke rumah tetangga atau kerabat terdekat,” KATA Dadek.

Ia mengatakan, ada tiga desa menjadi tempat lokasi pengungsian sementara, yakni Lawe Metangur di Ketambe, Natam Baru di Badar, dan Bunbun Indah di Leuser.

Keenam desa di Leuser yang masih terisolir akibat jembatan penghubung terputus akibat terbawa derasnya banjir di?Permata Musara, kini telah dibuatkan jembatan darurat selebar satu meter dengan panjang sekitar 20 meter dengan bahan kayu.

“Bahan sandang, dan pangan sudah diantar ke lokasi lewat jalur sungai dari Desa Salim Pipit ke Desa Seulakut. Lalu jalan kaki 2,5 KM menuju desa terisolir untuk menyerahkan bantuan masa darurat, karena jalan darat belum bisa ditembus,” ujar Dadek.

Dia mengemukakan, bantuan beras, dan kebutuhan pangan lain seberat 8 ton bagi korban terdampak di tiga kecamatan dikirim Rabu(28/11).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat menyatakan, secara umum wilayah di Aceh telah masuki puncak musim hujan hingga awal 2019. “Wilayah di Aceh telah memasuki musim penghujan. Mulai November 2018 sampai Januari 2019,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Blang Bintang, Zakaria Ahmad. (aceh.antaranews.com)

Shares: