News

Banjir rendam 13 desa di wilayah Aceh Utara

Banjir rendam 13 desa di wilayah Aceh Utara
Banjir akibat curah hujan tinggi merendam rumah warga di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Selasa (4/10/2022). (ANTARA/HO-BPBD Aceh Utara)

POPULARITAS.COM – Sebanyak 13 gampong atau desa di dua kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, dilaporkan terendam banjir akibat curah hujan tinggi, demikian data dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).

“Kondisi terakhir debit air di sebagian lokasi sudah mulai surut,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) yang diterima di Banda Aceh, Selasa (4/10/2022) malam.

Ia menjelaskan banjir yang dipicu akibat hujan deras itu mulai merendam rumah warga pada Selasa sekitar pukul 07.30 WIB. Terdapat dua kecamatan yang terendam banjir, yakni Kecamatan Pirak Timu dan Matang Kuli.

Banjir di Kecamatan Pirak Timur di satu desa yakni Beuracan Rata, sedangkan di Kecamatan Matangkuli terdapat 12 desa yakni Pente Pirak, Siren, Leubok Pirak, Meunye Pirak, Tanjong Haji Muda, Beuringen Pirak, Ceubrek Pirak, Lawang Pirak, Alue Tho, Hagu, Punti Matangkuli dan Tumpok Barat.

“Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Aceh Utara menyebabkan banjir yang menggenangi rumah-rumah dan sawah warga,” katanya.

Selain merendam rumah warga, kata dia, banjir juga merendam sekitar 230 hektare lahan persawahan milik masyarakat. Untuk data sementara, korban yang terdampak sebanyak 1.812 jiwa dalam 580 kepala keluarga (KK).

“Sedangkan jumlah pengungsi masih dalam pendataan dan tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa ini,” katanya.

Ilyas menjelaskan, BPBD Aceh Utara telah melakukan koordinasi dengan perangkat desa dan kecamatan setempat untuk penanganan banjir. Petugas juga terus melakukan pendataan material dan korban terdampak banjir.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa Aceh sudah memasuki musim penghujan, sehingga warga diminta mewaspadai bencana alam berupa banjir dan tanah longsor.

“Masyarakat tetap waspada terhadap banjir, tanah longsor, dan juga angin kencang karena Aceh sudah memasuki musim penghujan,” kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Kelas I Aceh Besar Zakaria Ahmad.

Berdasarkan data prakiraan angin lapisan 3.000 feet, terdapat belokan angin dan konvergensi di wilayah Aceh. Kondisi suhu muka laut yang hangat juga mendukung peningkatan suplai up air dari wilayah Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat.

“Termasuk Aceh, yang dapat mempengaruhi meningkatnya potensi pertumbuhan awan konvektif yang menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Aceh,” katanya.

Akibat kondisi itu, sejumlah wilayah provinsi paling barat Indonesia itu berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang.

Sejumlah daerah yang perlu waspada meliputi Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Jaya, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Simeulue, Aceh Singkil, Subulussalam, Sabang, Aceh Tamiang, Langsa, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Barat dan Aceh Timur. (ant)

Shares: