KesehatanNews

Banyak ditemukan di Aceh, yuk kenali ciri-ciri difteri dan pertusis

Banyak ditemukan di Aceh, yuk kenali ciri-ciri difteri dan pertusis
Banyak ditemukan di Aceh, yuk kenali ciri-ciri difteri dan pertusis
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Imam Murahman. Foto: Riska Zulfira/popularitas.com

POPULARITAS.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mencatat kasus difteri dan pertusis juga kerap ditemui di daerah ujung barat Sumatra itu. Bahkan kasus difteri banyak ditemukan dengan angka kematian yang cukup tinggi.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Iman Murahman, Senin (30/1/2023).

Adapun pada tahun 2020 tercacat sebanyak 35 kasus difteri dengan angka kematian sebanyak empat kasus. Lalu pada tahun 2021 tercatat sebanyak 17 kasus dengan jumlah kematian satu kasus.

Sementara pada tahun 2022, Dinkes Aceh mencatat sebanyak 20 kasus dengan jumlah tiga kematian. “Jumlah kematian tergolong tinggi, rata-rata 10 persen dari jumlah kasus per tahun,” ucapnya.

Kata Iman, wilayah tanah Rencong ini masih belum terbebas dari KLB Difteri, hal itu lantaran cakupan imunisasi pada anak masih sangat rendah.

Untuk gejalanya sendiri, kata dia, berbeda dari campak, di mana penderita akan merasakan demam, pembengkakan bagian leher, hingga terdapat selaput berwarna putih di bagian mulut.

“Itulah yang menyebabkan penderita difteri susah bermafas hingga mengakibatkan meninggal,” ujarnya.

Menurut Imam, daerah terbanyak penderita difteri masih diduduki Kabupaten Pidie, kemudian disusul Banda Aceh dan Kota Lhokseumawe.

“Difteri biasanya menyerang bayi berumur 1-9 tahun,” imbuhnya.

Sementara pertusis, lanjut Iman, penyakit ini banyak menyerang bayi. Bergejala batuk yang terus menerus sehingga mengakibatkan bayi kelelahan.

“Tercatat 56 kasus pertusis di Aceh sepanjang tahun 2022 dua diantaranya meninggal dunia. Dan Bireuen menjadi wilayah penderita terbanyak,” imbuhnya.

Shares: