News

Diduga tak ditangani dokter anak, bayi usia satu hari meninggal di RSUD Pijay

Rekanan proyek RSUD Pijay kembalikan Rp15 juta lebih ke kas daerah
RSUD Pidie Jaya. (popularitas/Nurzahri)

POPULARITAS.COM – Seorang bayi laki-laki berusia satu hari meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya.

Bayi dari Suwardi warga Gampong Meunasah Balek itu meninggal dunia pada Rabu (24/6/2023) sekira pukul 00.30 WIB dini hari yang diduga akibat tak ditangani dokter spesialis anak.

Suwardi kepada popularitas.com Rabu (24/5/2023) menceritakan peristiwa pilu yang dialaminya akibat anak pertama yang baru lahir telah berpulang.

Di mana sebelum peristiwa itu terjadi awalnya dia membawa istrinya Hayatun Rahmi ke RSUD Pidie Jaya untuk proses melahirkan.

Istri Suwardi pun kemudian melahirkan anak pertama itu pada Selasa (23/5/2023) sekira pukul 03.00 WIB dini hari melalui operasi aesar usai terlebih dahulu dilakukan dengan cara normal bahkan sempat digunakan ekstraksi vakum yang tidak berhasil.

“Anak pertama saya itu lahirnya malam Selasa sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Usai lahir anak saya dibawa ke ruang NICU namun perawat di sana tidak mengatakan apa-apa tentang kondisi anak saya, saya hanya disuruh siapkan berkas administrasi,” jelas Suwardi.

Selasa pagi Suwardi langsung beranjak melakukan pengurusan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk dapat diserahkan ke RSUD Pidie Jaya.

Masih Suwardi, di hari itu sekira pukul pukul 19.00 WIB, bayi laki-lakinya itu tiba-tiba menderita sesak.

“Saat itu petugas (Nakes) di sana (RSUD Pidie Jaya) mengatakan anak saya harus dirujuk. Dan mereka bilang sudah menghubungi rumah sakit di Sigli dan Bireuen semua penuh,” jelasnya.

Lebih ironisnya lagi hingga pukul 00.00 WIB dokter spesialis anak di RSUD itu tak kunjung tiba untuk menangani bayi yang belum berusia 24 jam itu yang kondisinya kian memburuk.

“Saya sempat menanyakan di mana dokter anak, soalnya dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB anak saya tidak kunjung ditangani dokter anak,” jelasnya.

Masih Suwardi, perawat di RSUD itu sempat mengatakan kalau anaknya akan ditangani oleh dokter yang lebih jago dari spesialis anak.

Namun anehnya yang menangani korban malah dokter anestesi atau spesialis pembiusan.

“Ada yang menangani, perawat dan dokter anestesi. Kalau dokter spesialis anak tidak ada,” bebernya.

“Bahkan hingga anak saya meninggal sekira pukul 00.30 dokter anak tak juga tiba,” tambahnya dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, dr Cut Fera Rahmawati, Sp. A saat dikonfirmasi popularitas.com membantah jika bayi itu tidak mendapat penanganan oleh dokter spesialis anak saat menderita sesak hingga meninggal dunia.

“Ditangani, saya bertempat tinggal di komplek RSUD Pidie Jaya, saat kejadian saya stanbay di tempat,” katanya.

Dokter spesialis anak yang juga menjabat Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan di RSUD Pidie Jaya itu mengatakan, dirinya sempat melakukan visite atau kunjungan ke ruang pasien mulai dari pagi hingga sore hari.

“Dan terus berkomunikasi dengan perawat dan petugas jaga sampai bayi itu mau kita rujuk,” ucapnya dengan nada ngos-ngosan.

Hanya saja saat kembali ditanya berdasarkan informasi yang diperoleh media ini, sejak bayi tersebut menderita sesak pukul 19.00 hingga meninggal dunia sekira pukul 00.30 WIB, dokter anak tak kunjung tiba, Cut Fera malah menjawab visite saat pagi hingga sore.

“Yang visite pagi sampai sore siapa juga yang datang. Yang konfirmasi itu (viralkan) itukan keluarga pasiennya yang tidak melihat saya visite, jadi datang ngak tau apa-apa pugah nyoe pugah jeh (ngomong yang bukan-bukan). Bayi itu ditangani dengan baik sampai akhir, sampai dengan akhir kita komunikasi dengan petugas emergency dan mereka datang,” jelasnya.

Ia menambahkan, untuk masalah keterlambatan, RSUD Pidie Jaya hendak merujuk hanya saja rumah sakit yang hendak dirujuk alat dibutuhkan sedang dipakai untuk pasien lain.

Shares: