POPULARITAS.COM – Memasuki triwulan II tahun 2024, kondisi perekonomian di Aceh, catatkan perkembangan positif. Indikatornya terlihat dari sisi IKK atau indek keyakinan konsumen yang berada pada level 114,71 dan masih terjaga lebih besar dari 100. Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,82 persen.
Hal tersebut terungkap dari kegiatan diskusi yang digelar oleh Asset&Liabilities Committee (AlCo) Regional Aceh, Senin (29/7/2024) di Gedung Kementrian Keuangan.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Aceh, Safuadi mengatakan bahwa, sejauh ini, pertumbuhan perekonomian di daerah ini sangat positif. “Ekonomi Aceh masih ditopang oleh konsumsi lembaga non profit rumah tangga atau LNPRT,” ujarnya.
Dari sisi inflasi, kondisinya juga sangat stabil, yakni secara tahunan atau years-on-years sebesar 3,09 persen dan inflasi MTM besar 0,03 persen. Kenaikan inflasi didorong oleh naiknya indek kelompokn pengeluaran, seperti makanan, minuman, tembakau, pakai dan alas kaki, serta pemeliharaan rutin rumah tangga.
Sementara itu, Sambung Safuadi, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Regional Aceh hingga Juni 2024. Realisasi APBN Regional hingga 30 Juni 2024 mencatat, total pendapatan Rp3,06 T (43,65%) dan total belanja Rp23,45 T (47,41%).
“Pendapatan itu terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp2,30 triliun atau telah terealisasi 37,09% dari target APBN 2024, serta penerimaan bea dan cukai sebesar Rp134,25 miliar atau telah terealisasi sebesar 70,71% dari target APBN 2024,” ujarnya.
Selain itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga berkinerja baik dengan penerimaan sebesar Rp625,31 miliar atau telah terealisasi 101,03% dari target, sebagai akibat meningkatnya Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan, Pendapatan dari BPJS Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL), serta Penerimaan Kembali Transfer ke Daerah dan Dana Desa tahun anggaran yang Lalu.
Safuadi menjelaskan bahwa sumber penerimaan pajak di Aceh berasal dari sektor administrasi pemerintahan sebesar Rp 837,87 miliar (36,43%), sektor keuangan dan asuransi sebesar 298,22 miliar (12,97%), sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 264,46 miliar (11,50%), dan sektor industri pengolahan sebesar 195,52 miliar (8,50%),
Lalu, juga ada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 186,74 miliar (8,12%), sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 143,05 miliar (6,22%), sektor konstruksi sebesar 109,71 miliar (4,77%), serta sektor lainnya sebesar 264,61 miliar (11,50%).
“Untuk realisasi belanja APBD hingga 30 Juni 2024 sebesar Rp13,94 triliun (34,26%) yang didominasi oleh belanja operasi senilai Rp10,29 triliun, berkontribusi 73,85% terhadap jumlah belanja daerah,” ucapnya.
Realisasi pendapatan APBD Aceh hingga 30 Juni 2024 sebesar Rp16,14 triliun (40,90%). Kontributor terbesar pendapatan APBD, yaitu masih pada pendapatan dari dana transfer senilai Rp13,77 triliun atau sebesar 85,30% dari jumlah pendapatan daerah secara keseluruhan.
Untuk Proyek Strategis Nasional (PSN), total Kontrak PSN Bendungan meningkat dari Rp913,17 M menjadi Rp1.205,77 M dengan adanya addendum nilai kontrak paket Penyelesaian Pembangunan Bendungan Keureuto, Aceh Utara (MYC/Multiyears Contract) setelah pembukaan blokir dan penambahan pagu PSN Bendungan Keureuto.
Sementara itu, untuk PSN Irigasi terdapat total lima paket kontrak PSN Daerah irigasi yang terdiri dari 3 paket fisik dan 2 paket supervisi. Seluruh kontrak telah terdaftar di KPPN dengan realisasi total telah mencapai Rp22,20 M atau 29,47%.
Sedangkan Investasi Pemerintah kepada Badan Layanan Umum Manajemen Aset Negara (LMAN) telah terealisasi pendanaan pengadaan lahan Proyek Strategis Nasional di Aceh sebesar Rp1,49 M di bulan Juni tahun 2024 ini untuk Proyek Strategis Nasional Jalan sektor Jalan Tol.
Monitoring Kesiapan PON di Aceh
Safuadi juga mengatakan, ada dukungan APBN sebesar Rp617 miliar yang utamanya untuk pembangunan dan renovasi kembali venue yang ada di Banda Aceh, dan pembangunan venue dayung serta pacuan kuda. “Saat ini untuk pembangunan tersebut telah dikontrakkan Rp484 miliar dengan realisasi Rp231,8 miliar atau 47,89% terhadap kontrak,” pungkasnya.