Headline

Kisah imigran Rohingya, mencari asa dijemput maut

Kisah imigran Rohingya, mencari asa dijemput maut
Tim SAR gabungan akhirnya menemukan dan mengevakuasi 69 imigran Rohingya yang mengapung di perairan Aceh Barat, Kamis (21/3/2024). FOTO : Basarnas Banda Aceh

POPULARITAS.COM – Jika kehidupan para imigran itu dinegaranya terjamin dan makmur, tentu mereka tak bakal mengarungi lautan bermodal kapal kayu mencari negara lain. Prinsip dasar manusia adalah mempertahankan hidup dan bumi Allah sangat luas, mungkin hal itulah yang mendorong ribuan etnis Rohingya di Myanmar migrasi ke berbagai tempat dibelahan dunia lainnya.

Aceh, menjadi salah satu wilayah yang kerap didatangi para imigran Rohingya. Menurut Catatan UNHCR, hingga Desember 2023, sebanyak 1.543 etnis tersebut telah mendarat diberbagai kabupaten di Aceh.

Rabu 20 Maret 2024, sejumlah etnis Rohingya terdampar di laut lepas di Perairan Aceh Barat. Kapal mereka karam, sebanyak 69 orang bertahan hidup dengan bertumpu pada lambung kapal yang terbalik. Usai pencarian 24 jam, akhirnya para imigran itu berhasil diselamatkan Basarnas dan dibawa ke daratan di Meulaboh.

Kabar terakhir, terdapat puluhan orang yang tenggelam dan hanyut dibawa ombak. Hingga Selasa (26/3/2024), 11 mayat imigran Rohingya berhasil dievakuasi. Diperkirakan masih terdapat puluhan lainnya yang belum berhasil ditemukan.

Para imigran yang lari dari negaranya atau dari tempat penampungan mereka di kamp pengungsian Cox Bazar di Bangladesh, meregang nyawa saat mencoba mencari asa atau pengharapan bisa migrasi ke negara lain.

Resiko menggunakan kapal kayu memang sangat besar, tapi tentu bagi mereka hal tersebut tidak sebanding dengan jika tetap memilih bertahan di kamp pengungsian.

Mati dan tenggelam dilaut tentu lebih baik dibandingkan meregang nyawa di negera sendiri. Toh mereka tak punya identitas ataupun diakui kewarganegaraannya.

Kepala Basarnas Banda Aceh, Al Husain kepada popularitas.com, Senin (25/3/2024) menerangkan, jasad-jasad yang mereka evakuasi, ditemukan sejauh 14 nautikal mil dari periran di Ujung Muloh, Aceh Jaya.

Usia jenazah yang ditemukan rata-rata 25-40 tahun, mereka diduga merupakan korban tenggelam usai sebuah kapal imigran Rohingya terbalik dan karam di perairan Aceh Barat beberapa hari lalu.

Sementara itu, Otoritas Kantor Imigrasi Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat mencatat sebanyak 11 orang etnis Rohingya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia karena diduga tenggelam di perairan barat Provinsi Aceh.

Hal tersebut disampaikan oleh Plt Kepala Imigrasi Meulaboh, Jamaluddin dalam keterangannya, Selasa (26/3/2024). “Ke-11 orang tersebut telah dimakamkan dua lokasi terpisah,” katanya dikutip dari laman Antara.

Dari 11 jenazah yang ditemukan itu, 10 orang diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 1 orang perempuan, tambahnya.

Hingga saat ini, belum diketahui pasti berapa jasad lagi dari para imigran itu yang masih mengapung di laut. Dari sejumlah sumber, diketahui kapal yang karam di peraian Aceh Barat tersebut membawa 175 orang imigran Rohingya. Jika yang berhasil selamat sebanyak 69 orang yang dievakuasi Basarnas dan empat orang yang diselamatkan nelayan setempat, maka diperkirakan masih ada puluhan mayat yang kemungkinan masih terapung dilaut.

Tragis, harapan para imigran itu migrasi mencari kehidupan baru, harus berujung maut. Asa yang coba mereka sandarkan bersama kapal-kapal kayu yang membawanya ke berbagai negara, dihempas gelombang yang berujung nyawa melayang.

Shares: