BANDA ACEH (popularitas.com) – Pemerintah Aceh mengaktifkan laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) milik Kementrian Kesehatan, di Kawasan Lambaro, Aceh Besar, Kamis, 16 April 2020. Meski sudah difungsikan cairan kimia untuk tes virus berupa reagen masih terbatas.
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan lab PCR tersebut sudah disertivikasi oleh Kementrian Kesehatan, dan dinilai layak untuk melakukan tes swab pasien yang terindikasi terpapar virus corona. Apalagi alat yang tersedia sudah lengkap.
Hanya saja, kata Nova, cairan reagen yang didapatkan hanya 80 sample yang diperuntukkan test swab pasien. Dan dua sudah terpakai saat peresmian lab PCR tersebut. Aktifnya lab itu, bisa mempersingkat waktu pengujian tes swab, yang selama ini dikirim ke Balitbangkes di Jakarta.
“Lab ini sudah layak digunakan, bahannya yang agak lama, Reagen. Tapi dengan hari ini sudah launching dan dua sudah dilakukan tes swab dari 80 reagen yang tersedia,” ujar Nova.
Pihaknya saat ini sedang berusaha untuk mencari jaringan distributor reagen, baik yang ada di negara Jerman maupun di negara yang memproduksi cairan kimia untuk tes virus itu. Agar, satu lagi lab PCR yang berada di Universitas Syiah Kuala, juga bisa difungsikan.
“Pengadaan reagen melalui jaringan, terus kita lakukan, kita sedang menjejaki ke langsung produsennya di Jerman dan distributornya di Jakarta. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa dapatkan,” ujarnya.
Selain mencari reagen, Pemerintah Aceh juga baru mendapatkan sekitar 7.200 alat rapid test dari 30 ribu yang dibutuhkan. 7.200 itu hanya diperuntukkan untuk tenaga medis. “Belum dapat [30 ribu rapid test]. Kita baru ada 7.200,” katanya. (dani)