News

Pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di perairan Bireuen harus segera diselamatkan

Amnesty International Indonesia mengatakan bahwa pengungsi etnis Rohingya yang terombang-ambing di perairan Bireuen, harus segera diselamatkan demi kemanusiaan.
Ilustrasi, sebanyak 296 WNA Rohingya terdampar di pesisir objek wisata pantai Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, pada Senin (7/9/2020) sedang menunggu pendataan di penampungan Balai Latihan Kerja (BLK) Kandang. Sebagian dari mereka memiliki identitas suaka UNHCR. (popularitas/Rizkita)

POPULARITAS.COM – Amnesty International Indonesia mengatakan bahwa pengungsi etnis Rohingya yang terombang-ambing di perairan Bireuen, harus segera diselamatkan demi kemanusiaan.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid meminta Polairud, TNI AL dan pemerintah daerah dan pusat, harus segera menyelamatkan para pengungsi yang kemungkinan besar sudah berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan berada di laut.

“Ini persoalan hidup dan mati. Ada juga perempuan dan anak-anak. Kondisi kesehatan mereka juga harus dipastikan,” kata Usman Hamid dalam keterangannya, Senin (27/12/2021).

Usman Hamid menjelaskan, nelayan Aceh telah memberi teladan betapa wajib menolong orang yang terapung di laut, tanpa melihat kewarganegaraan mereka. Pasokan makanan dan minuman seadanya telah mereka berikan.

“Karenanya Pemerintah Indonesia, dengan pengalaman penyelamatan sebelumnya, bisa kembali menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan, yakni dengan mengutamakan kemanusiaan. Apalagi sekarang Indonesia menjadi Presiden G20,” ujarnya.

Amnesty Internasional, kata dia, mendesak pihak yang berwenang untuk menerima kedatangan pengungsi Rohingya. Paling tidak untuk sementara. Kalau menolak mereka menepi atau mengirim kembali mereka ke lautan lepas sama saja itu melepas kewajiban internasional Indonesia.

“Kapal mereka harus dibiarkan masuk dan mendarat di pantai terdekat. Para pengungsi diselamatkan dan dipenuhi kebutuhan dasarnya,” tutur Usman Hamid.

Ia menambahkan, Indonesia sebenarnya telah menunjukkan teladan yang baik dengan menerima beberapa gelombang pengungsi Rohingya sebelumnya. Itu perlu diulang kembali.

Di sisi lain, katanya, tak ada alasan bagi negara-negara tetangga untuk membiarkan Indonesia bergerak sendiri dalam menangani kapal Rohingya.

“Harus ada tanggung jawab bersama di antara negara-negara kawasan untuk melakukan pencarian dan penyelamatan agar mereka terhindar dari bahaya di laut, dan kondisi sulit di kampung halaman serta di kamp pengungsi di mana pun.”

“Pengungsi Rohingya membutuhkan respon kemanusiaan dari kawasan, khususnya kepemimpinan strategis Indonesia. Energi kemanusiaan nelayan Aceh adalah kekuatan Indonesia dalam menyelamatkan pengungsi Rohingya,” pungkasnya.

Shares: