EdukasiNews

Resensi Buku Jejak Bencana di Aceh

Buku berjudul Jejak Bencana di Aceh, disusun dan dicetak oleh Pemerintah Aceh melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA). Ditulis oleh oleh Teuku Ahmad Dadek, Yarmen Dinamika, dan Murizal Hamzah.
Resensi Buku Jejak Bencana di Aceh
Cover Buku Jejak Bencana di Aceh (sampai dengan 2018). FOTO : Popularitas.com/Hendro Saky

POPULARITAS.COM – Buku berjudul Jejak Bencana di Aceh, disusun dan dicetak oleh Pemerintah Aceh melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA). Ditulis oleh oleh Teuku Ahmad Dadek, Yarmen Dinamika, dan Murizal Hamzah.

Tiga penulis buku Jejak Bencana di Aceh itu, miliki rekam jejak yang berbeda, Teuku Ahmad Dadek seorang birokrat, dan sempat menjadi Kepala BPBA, sementara dua penulis lainnya, yakni Yarmen Dinamika, dan Murizal Hamzah, merupakan wartawan senior di Aceh yang juga miliki rekam jejak baik menulis berbagai buku.

Jejak Bencana di Aceh, diterbitkan oleh BPBA pada 2019. Sampul buku di cetak dengan Hard Cover, dengan warna dominan hitam dengan siluet jejak berwarna emas, judul juga dicetak timbul berwarna kuning emas, sehingga bukunya sangat baik dari aspek sampul dan perwajahan.

Ukuran buku Jejak Bencana di Aceh, 14,8 x 21 cm, bentuknya yang tidak begitu besar, hingga mudah dibawah kemana saja. Namun jumlah halaman agak tebal, terdiri atas 15 bab, serta 374 halaman, ditambah 14 halaman kata pengantar, dan daftar isi.

Buku yang menjadi salah satu katalog Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) itu, merupkan edisi ke-1 dan dicetak pada 2019. Kecuali cover, halaman buku dicetak diatas kertas buram. Dengan nomor ISBN 978-623-90210-4-7.

Jejak Bencana di Aceh merupakan buku penting yang ditulis sebagai catatan mengenai berbagai bencana yang pernah terjadi di Aceh, berupa banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan kebakaran hutan, cuaca ekstrim, dan juga banjir bandang, serta kebakaran hutan, dan ledakan sumur minyak tradisional.

Buku ini sendiri, banyak menuliskan tentang sejumlah catatan tentang peristiwa berbagai bencana yang terjadi di Aceh, secara rinci, lokasi, tahun kejadian, dan sejarah dan penyebabnya, dan dilengkapi dengan berbagai tabel jumlah korban dari setiap bencana yang pernah terjadi di Aceh.

Dari berbagai catatan bencana yang pernah terjadi Aceh, yang timbulkan kerugian materi, kehancuran infrastruktur, yang menarik dari buku ini adalah catatan para penulis tentang gempa bumi di Aceh.

Pada bab V dan VII buku Jejak Bencana di Aceh, dituliskan dengan sangat rinci peristiwa gempa yang pernah terjadi di Aceh sejak 7.400 tahun silam, hingga bencana gempa dan tsunami yang terakhir melanda pada Desember 2004 silam.

Dua bab dalam buku itu, 72 halaman mencatat tentang berbagai bencana gempa bumi, dan juga tsunami purba yang pernah terjadi di Aceh. Dan bahkan menurut catatan penulis, Aceh pernah dilanda tsunami sebanyak 9 kali tsunami dahsyat, Yakni pada 7.400 tahun silam, 5.400 tahun silam, 3.300 tahun silam, dan terakhir 2004.

Catatan penulis itu, didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar terhadap situs Guha Euk Leunti di Lhoong Aceh Besar. Dari berbagai riset yang dilakukan itu, para penulis juga mencatat tentang peristiwa tsunami kembar yang landa Aceh pada 1394, dan 1450 yang dinamakan Tsunami Lamuri yang dampaknya dari sejumlah catata yang dikumpulkan penulis turut serta menghancurkan peradaban Kerajaan Lamuri yang pernah ada di Aceh.

Dari keseluruhan buku Jejak Bencana di Aceh itu, miliki informasi yang penting bagi para pembaca, baik instansi pemerintahan, mahasiswa, dan juga para peneliti, sebagai referensi penting dalam melakukan penelitian kedepan terkait dengan berbagai bencana.

Buku ini juga menjadi penting di baca bagi siapa saja, sebagai pengingat, dan juga membangun kesadaran semua pihak tentang pentingnya memahami sejarah bencana, agar memudahkan mitigasi dan meminimalkan resiko kematian. (***)

Shares: