News

DPKA tumbuhkan minat baca lewat pustaka gampong

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) tengah menggalakan program membaca hingga ke level desa, atau gampong. Upaya itu dimaksudkan untuk tumbuhkan minat baca bagi masyarakat, dan juga generasi muda.
DPKA tumbuhkan minat baca lewat pustaka gampong
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) Edi Yandra

POPULARITAS.COMDinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) tengah menggalakan program membaca hingga ke level desa, atau gampong. Upaya itu dimaksudkan untuk tumbuhkan minat baca bagi masyarakat, dan juga generasi muda.

Kepala DPKA Aceh, Edi Yandra menerangkan, minat baca di Aceh masih dalam kategori rendah, untuk itu dibutukan inovasi dalam pelayanan, agar masyarakat mau membaca berbagai jenis buku sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Diakui Edi Yandra, tingkat literasi masyarakat di Aceh memang masuk dalam 10 besar nasional, namun hal itu dirasa pihaknya belum cukup, harus ada langkah revolusioner untuk menggerakan warga untuk melek ilmu dengan membaca.

Upaya yang dilakukan oleh pihaknya saat ini adalah menghidupkan pojok baca di beberapa gampong di Aceh. Program itu dilakukan DPKA berkerjasama dengan Perpustakaan di kabupaten dan Kota serta Perpustakaan Nasional (Perpusnas).

Lewat pojok baca itu, pihaknya mengharapkan dapat menjadi bagian dari upaya peningkatakan ekonomi masyakarat. Sebab, katanya lagi, saat ini perpustakaan tidak lagi identik dengan pinjam dan baca buku saja. Tapi lebih dari itu telah menjadi ruang iklusi sosial, dimana semua potensi desa bisa di pasarkan lewat perpustakaan di gampong yang ada.

Intinya, lewat pojok gampong itu, nantinya ada produk usaha mikro yang bisa di pajang atau dipamerkan, dan masyarakat pengguna layanan di perpustakaan dapat membelinya.

Buku yang disediakan di perpustakaan gampong pun disesuaikan dengan kebutuhan di gampong tersebut. Misalnya buku-buku pengetahuan pertanian atau bercocok tanam, buku teknik budiaya, buku untuk anak-anak dan jenis buku lainnya yang dibutuhkan masyarakat di gampong tersebut.

Selain buku, perpustakaan gampong juga memiliki pusat data tentang produk-produk potensial hingga produk yang dihasilkan oleh UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di gampong tersebut. Dengan demikian, kata Edi Yandra, setiap orang yang berkunjung ke perpustakaan gampong akan mendapatkan informasi detail tentang gampong itu.

Nah lewat pojok pustaka Gampong ini, tugas pihaknya adalah memasok dan menyediakan buku yang dibutuhkan masyarakat di daerah itu. Sementara, bangunannya disiapkan sendiri oleh desa setempat. “Kita siapkan buku-bukunya, perangkat gampong siapkan tempatnya,” ujarnya.

Saat ini, sebut Edi Yandra, ada delapan kabupaten dan kota yang sudah mendapat dukungan perpustakaan gampong yang terdiri dari rak buku, meja baca, perangkat keras seperti komputer dan lain-lain.

Delapan kabupaten kota tersebut yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Besar, Nagan Raya, Gayo Lues, Bireuen, Meulaboh dan Aceh Timur. Itu delapan kabupaten kota yang sudah mendapatkan fasilitas program transformasi berbasis inklusi sosial.

Di samping itu, untuk meningkatkan literasi, tambah Edi Yandra, nantinya DPKA akan membuat pojok baca di tempat-tempat yang ramai dikunjungi. Seperti kafe, rumah sakit, fasilitas umum dan beberapa tempat lainnya.

Menurutnya, pojok baca tidak hanya sebagai tempat meletakkan buku bacaan tentang birokrasi. Penempatan buku pada pojok baca nantinya juga akan disesuaikan dengan tempatnya. Seperti di rumah sakit, akan disediakan pojok baca khusus tentang buku kesehatan, masalah penyakit, tanaman obat (herbal) dan lainnya.

“Jangan kita letakan buku ekonomi maupun pertanian, apalagi buku-buku politik di rumah sakit. Tapi buku tentang masalah-masalah kesehatan,” demikian Edi Yandra.

Shares: