EditorialHeadline

Tribute untuk timnas Maroko

PENTAS laga semifinal Piala Dunia 2022, Prancis dan Maroko usai sudah. Gempita pecinta sepakbola tersemat pada negeri singa Atlas itu pupus. Al Bayt Stadium, Al Khor, Qatar, Jadi saksi heroisme Hakim Ziyeck dan kawan-kawan berjibaku.
Maroko sambut pahlawan mereka meski final Piala Dunia tinggal mimpi
Para warga di Rabat, Maroko, melakukan selebrasi setelah menyaksikan laga semifinal Piala Dunia 2022 antara Maroko melawan Prancis, Rabu (14/12/2022) malam waktu Qatar. (AFP/FADEL SENNA)

PENTAS laga semifinal Piala Dunia 2022, Prancis dan Maroko usai sudah. Gempita pecinta sepakbola tersemat pada negeri singa Atlas itu pupus. Al Bayt Stadium, Al Khor, Qatar, Jadi saksi heroisme Hakim Ziyeck dan kawan-kawan berjibaku.

Namun, Prancis bukan Portugal, atau Spanyol yang takluk oleh Maroko. Gol Theo Hernandez dan Randa Kolo Muani, memupus harapan sang arsitek Waled Regragui. 

Sofyan Amrabat pun harus tertunduk lesu, kala wasit pertandingan meniup peluit akhir pertandingan. Ya, Maroko kalah 0 – 2.

Jejak Maroko capai semifinal, akan tercatat dalam sejarah Piala Dunia. Mewakil Afrika, negeri itu merupakan satu-satunya negara yang mampu melewati fase demi fase, hingga masuk empat besar sisa negara bertanding di turnamen sepak bola sejagat tersebut.

Tampil sebagai juara grup F, Maroko melibas Belgia, negara peringkat kedua dunia. Hajar Spanyol juara dunia 2010, dan taklukkan Portugal, hingga akhirnya menyerah atas Prancis, negeri yang punya ikatan sejarah yang kuat dengan mereka.

Jalannya pertandingan kedua tim, Kamis (15/12/2022) pagi dinihari, perlihatkan daya juang, dan kepercayaan luar biasa Sofyan Amrabat dan rekannya melawan Prancis. Sebagai wakil Afrika, sedikitpun tak ada rasa inferior, bahkan statistik pertandingan, mencatat penguasaan bola dimiliki oleh singa Atlas.

Tertinggal 0-2 pun, tak membuat Achraf Hakimi mengendurkan serangan. Namun, atmosfer stadion yang dipenuhi suporter Maroko, tak mampu menolong Nuussair Mazraoui untuk ciptakan gol balasan.

Etos dan dedikasi para pemain Maroko, telah memperlihatkan dunia, bahwa kepercayaan diri jauh lebih penting dari teknik semata. Dedikasi inilah yang dipertontonkan Jawad El Yamiq dkk. 

Pada pertandingan tadi malam, semua mata dunia Melihat, skil dan ketrampilan pemain Maroko tak jauh beda dengan tim Eropa dan Amerika Selatan. Sungguh, level capaian itu tersebut, mengajarkan kita, dalam sepak bola, tidak ada inferioritas atau rasa rendah diri. Hal itu ditunjukkan skuad Maroko.

Skuad Maroko, begitu mendapatkan kehormatan dari Raja Mohammed IV, dan juga seluruh rakyat di negeri itu. Tapi, yang mereka pertontontkan dalam sepak bola sepanjang perheletan Piala Dunia di Qatar, dunia juga pantas memberikan penghormatan. Tribute untuk Timnas Maroko. (**EDITORIAL)

Shares: