POPULARITAS.COM – Entah apa dalam benak Hasan Basri saat itu, saat berbicara dihadapan masyarakat calon pemilihnya, Ia melontarkan kata-kata dan kalimat yang mengandung unsur ujaran kebencian terhadap masyarakat Cubo, Bandar Baru.
Dihadapan para pendukungnya, Hasan Basri yang juga Calon Wakil Bupati itu, menyebut bahwa, orang Cubo adalah warga kolot, primitif dan bahkan tempo dulu tidak mengenal jenis Bus PMTOH.
Dengan posisi berdiri serta memegang sebuah microphone, Hasan Basri berorasi dengan narasi yang diduga terkesan memecah belah masyarakat dan juga menghina, merendahkan harkat dan martabat warga Cubo dengan menyebutkan masyarakat Cubo dulunya merupakan orang-orang kolot atau kuno/primitif yang bahkan dulunga tidak mengenal jenis maupun bentuk mobil Bus PM Toh.
Kemukiman Cubo itu sendiri wilayah Kecamatan Bandar Baru yang tidak lain adalah domisilinya Calon Wakil Bupati Pidie Jaya Nomor urut 2 Saiful Anwar atau lawan tarung Hasan Basri dalam kontestasi Pilkada setempat tahun 2024.
Bukti video ucapan-ucapan Hasan Basri itu, lantas tersebar diberbagai platform media sosial. Berbagai kalangan mengecam pernyataan bekas Wakil Ketua DPRK itu, sebab dinilai sebagai bentuk pelecehan dan ujaran kebencian.
“Nyoe awak nyoe mat kuasa. Sekda awak Cubo, SKPK awak Cubo mandum awak Cubo (Ini orang ini pegang kekuasaan. Sekda orang Cubo, SKPK orang Cubo),” ucap Hasan Basri dalam vidoe yang diterima popularitas.com
Masih dalam rekaman video itu, Hasan Basri juga mengatakan bahwa, ”Beurejeh awak Cubo itu neuteupeu,? moto PM Toh hana di turi. Oh geukheun le urueng tuha tanyoe lagee awak Cubo, itu paling kolot, sekarang sudah orang Cubo yang mat Pimpinan. (Dulu orang Cubo itu tau apa? mobil PM Toh aja tidak kenal. Waktu orang tua kita dulu mengatakan seperti orang Cubo, itu paling kolot/kuno. Sekarang sudah orang Cubo yang pegang pimpinan,” tambahnya.
Fakrurazi salah satu warga Cubo mengecamkan ucapan rasis yang menghina dan melecehkan warga Cubao yang dilantorkan Hasan Basri itu saat kampanye terbatas tersebut. “Ucapan Hasan Basri sudah sangat melecehkan warga Cubo dan itu menunjukkan kalau dia orang yang tidak beredap. Pernyataan seperti itu mencermikan kalau dia (Hasan Basri) bukanlah sosok pemimpin yang mengayomi seluruh masyarakat,” kata Fakrurazi, Jumat (1/11/2024).
Salah satu tokoh Muda Bandar Baru Muniamin mengutuk keras penyataan tendesius Hasan Basri yang secara vulgal menyerangkan harkat martabat masyarakat Cubo. Kata mantan aktifis mahasiswa itu, narasi-narasi yang ucapkan Hasan Basri dalam orasi tersebut merupakan bentuk politik rasis dan adu domba antara masyatakat. Tindakan tersebut menunjukkan Hasan Basri merupakan politisi yang tidak bermoral sehingga sanggup bersikap rasis dan melakukan pecah belah masyarakat, sesalnya kemudian. “Politik rasisme dan adu domba antar masyarakat telah dilakukan terang terangan oleh Calon Wakil Bupati Pidie Jaya nomor urut 1 sungguh tindakan yang AnMoral (tidak bermoral). Narasi narasi seperti ini tidak seharusnya disampaikan dan ini bisa merusak suasana Pilkada damai yang telah di Kampanye selama ini,” kecam Muniamin.
Sambung Muniamin, sebagai salah satu kontestan dari total hanya dua pasangan pada Pilkada Pidie Jaya seharusnya Hasan Basri tidak melakukan black campaign atau kampanye hitam. Tetapi, semestinya yang bersangkutan menawarkan pogram dan adu gagasan untuk kepentingan Pidie Jaya tanpa memecah belah masyarakat dan bersikap rasis.
Hasan Basri minta maaf
Karena pernyataan yang diduga menghina suatu daerah tersebut viral dan menuai banyak kecaman, Hasan Basri pun melakukan klarifikasi dan memintaa maaf atas pernyataannya terhadap warga Cubo itu. Klarifikasi itu dibuat dalam bentuk vidio dan diposting di akun media sosial SABARCENTER.
Dalam Vidio klarifikasinya, Hasan Basri beralasan bahwa dia tidak ada maksud menghina warga Cubo, tetapi saat itu dia sedang memberikan motivasi terhadap pendukungnya.
Bekas Wakil Ketua DPRK Pidie Jaya itu juga berharap masyarakat agar jangan terprovokasi oleh pihak tertentu sehingga dapat mengganggu stabilitas pesta demokrasi di Pidie Jaya. “Saya minta maaf, saya tidak bermaksud menghina dan menyudutkan warga salah satu desa di Bandar Baru. Saya harap masyarakat tidak terprovokasi oleh pihak tertentu untuk menggangu stabilitas menjelang Pilkada 27 November 2024,” kata Hasan Basri dalam vidio klarifikasinya.
Dilaporkan ke polisi
Namun, buntut pertanyaan tersebut belum usai. Warga yang masih kesal, selanjutnya melaporkan Hasan Basri ke Polres Pidie Jaya. Laporan diinisiasi oleh Imum Mukim Cubo, Abdussamad atas nama seluruh masyarakat yang didampingi oleh kuasa hukumnya, Hermanto, SH dan Murtadha dari kantor hukum F&P Lawfirm ke Polres Pidie Jaya, Minggu (3/11).
Laporan polisi tersebut telah diterima oleh Polres Pidie Jaya sebagaimana Surat Tanda Laporan Polisi Nomor : STTLP/B/70/XI/2024/SPKT/POLRES PIDIE JAYA/POLDA ACEH tanggal 03 November 2024.
Kuasa Hukum masyarakat Kemukiman Cubo, Bandar Baru, menyebutkan, pelaporan Hasan Basri yang merupakan Cawabup Pidie Jaya, nomor urut 1 tersebut, karena yang bersangkutan diduga kuat telah melakukan penghinaan terhadap warga Kemukiman Cubo.
Menurut dia, Hasan Basri dilaporkan karena diduga telah melakukan penghinaan dan melanggar pasal sebagaimana diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 1 tahun 1946 tentang KUHP, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 310 KUHP dan atau Pasal 45 A Ayat 2 UU Nomor 1 Tahun 2024 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Joncto Pasal 156 KUHPidana. “Masyarakat Cubo telah resmi melaporkan pak Hasan Basri ke Polres Pidie Jaya, pada hari Minggu 3 November 2024. Pelaporan itu dilakukan karena masyarkat tidak terima atas penghinaan yang dilakukan oleh Bapak Hasan Basri,” kata Hermanto.