News

Ahli Ingatkan Angka Positivity Rate Indonesia Memburuk

Ahli Ingatkan Angka Positivity Rate Indonesia Memburuk
Petugas kesehatan mengambil sampel lendir warga saat tes usap (swab test) drive-thru. (Foto: ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)

– Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengingatkan soal positivity rate mingguan Covid-19 di Indonesia yang memperlihatkan kondisi memburuk.

Positivity rate berguna untuk mengukur sejauh mana transmisi Covid-19 di satu daerah berdasarkan hasil testing yang dilakukan. Semakin tinggi angkanya maka menunjukkan kian banyak penularan yang terjadi di masyarakat.

“Bahwa yang disebut tinggi itu di atas 5 persen, dan kita ini selalu di atas 10 persen itu sangat tinggi, mau 13 persen atau 14 itu sangat tinggi, melihat data mingguan sekalipun ya kondisi kita masih memburuk,” kata Dicky, Senin (30/11/2020) dilansir Antara.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito sempat menganjurkan masyarakat melihat data positivity rate mingguan, namun data mingguan ini seringkali lebih rendah dibanding pada data positivity rate harian.

Data mingguan positivity rate Indonesia berkisar pada 13-14 persen. Menurut data mingguan Satgas periode 18 November-24 November, angka positivity rate Indonesia yakni 13,83 persen.

Sedangkanjika menurut data harian Satgas pada Minggu (29/11)positivity rate yaitu 14,1 persen. Pandemictalks menyebut, berdasarkan data yang sama, positivity rate Indonesia 20,2 persen.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ambang batas positivity rate Covid-19 adalah 5 persen. Akan tetapi angka positivity rate di Indonesia tidak pernah berada di bawah angka 5 persen, justru dua kali lebih tinggi dari standar WHO.

Dicky menyebut, baik menggunakan data harian maupun mingguan, angka positivity rate Indonesia masih sangat tinggi karena di atas standar yang dikeluarkan WHO.

“Data positivity rate 20 persen, dan mingguan 13 sekian persen itu, intinya sama saja, ingat sama-sama masih sangat tinggi, bukan tinggi lagi ya, tapi ‘sangat tinggi’, standar WHO kan harus di bawah 5 persen,” pungkas Dicky.[]

Shares: