News

Ahli Rayap Terbaik di Dunia Dikukuhkan Jadi Profesor di Unsyiah

BANDA ACEH (popularitas.com) – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) kembali menambah jumlah profesor. Penambahan profesor ini dikukuhkan dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin Ketua Senat Unsyiah, Prof Said Muhammad di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Kamis, 12 Desember 2019.

Mereka yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. M. Faisal, ST., M.Eng (Fakultas Teknik), Prof. Dr. Ir. Rosnani Nasution, M.Si, Prof. Dr. Ir. Marlina, M.Si, dan Prof. Syaukani, S.Si., M.Sc yang ketiganya berasal dari Fakultas MIPA.

Dari jumlah itu, Prof. Syaukani, S.Si., M.Sc menjadi sosok yang paling disorot. Dia adalah satu-satunya ahli rayap di Indonesia yang lahir dari Unsyiah.

Dalam sidang itu, Rektor Unsyiah, Prof. Samsul Rizal juga mengucapkan rasa syukurnya atas keberhasilan Prof. Syaukani. Ketekunan dan kepakaran Prof. Syaukani telah berhasil mengoleksi lebih dari 200 jenis rayap dari berbagai habitat.

“Lebih dari 100 jenis rayap tersebut, diperkirakan jenis baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Temuan ini membuktikan hutan tropis Indonesia menyimpan kekayaan biodiversitas yang luar biasa,” kata Samsul dalam keterangannya, Kamis, 12 Desember 2019 malam.

Samsul menyebutkan Prof. Syaukani menjadi tokoh sentral yang menemukan, mengidentifikasi, dan mempublikasikan jenis rayap. Ia bukan hanya mempromosikan rayap dan Indonesia, tetapi juga telah melambungkan nama Unsyiah.

“Kepakaran beliau tentang rayap bukan saja dikenal di Indonesia, tetapi juga diketahui dunia, karena beliau berada di antara 10 ahli rayap terbaik di dunia,” ujar Samsul.

Dalam rapat terbuka tersebut, para profesor juga menyampaikan orasi ilmiahnya. Dimulai dari Prof. Faisal dengan judul orasi ‘Pengolahan Limbah Padat Industri Kelapa Sawit: Waste Into Valuables’.

Orasi kedua disampaikan Prof. Syaukani dengan judul “Biodiversitas Rayap di Indonesia: Tantangan dan Peluang”. Orasi ketiga oleh Prof. Rosnani Nasution dengan judul orasi “Kekayaan Tumbuhan Aceh sebagai Sumber Obat-obatan dan Kosmetik”.

Kemudian, orasi terakhir oleh Prof. Marlina dengan judul “Sintesis Membran Poliuretan Berbasis Biopoliol Alam untuk Mengatasi Krisis Air Bersih”.* (C-008)

Shares: