HeadlineNews

Dampak Corona, Hotel Berbintang di Banda Aceh Merugi Hingga Tutup

BANDA ACEH (popularitas.com) – Dua hotel berbintang di Banda Aceh mengalami dampak pendemi virus corona. Dua hotel besar itu, bahkan mengalami kerugian miliaran hingga tutup.

Salah satu hotel bintang lima, yakni Hermes Palace Hotel di Banda Aceh, terpaksa menutup hotelnya untuk sementara waktu dan merumahkan sekitar 130 karyawannya. Alasannya, tingkat okupansi (tingkat hunian kamar) selama wabah virus corona menurun drastis.

General Manager Hermes Palace Hotel, Budi Syaiful, mengatakan penutupan sementara hotel, juga mengikuti imbauan pemerintah untuk menerapkan social dan physical distancing. Namun, ia tak menampik penutupan itu karena tingkat hunian kamar menurun.

“Kita ikut imbauan pemerintah juga, untuk social distancing dan sebagainya kemudian kita juga untuk bulan Maret di minggu akhir, okupansi kita juga rendah di bawah 10 kamar,” ujar Budi saat dikonfirmasi, Sabtu, 11 April 2020.

Sementara untuk karyawannya yang dirumahkan, pihaknya hanya membayar gaji 50 persen dan tambahan THR. Mereka akan dipanggil kembali ketika suasana kembali normal. “Mereka tetap jadi karyawan hotel, kita bayar 50 persen dan THR,” ujarnya.

Sementara itu, hotel Kyriad Muraya Aceh yang merupakan jaringan hotel internasional asal Prancis di bawah Louvre Hotels Group, mengaku selama pandemi corona, mengalami kerugian mencapai Rp 1,2 miliar khusus di bulan Maret 2020.

General Manager Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh, Bambang Pramusinto, bahkan menyebutkan dalam bulan April 2020, pihaknya memprediksi akan menelan kerugian mencapai Rp 3 miliar. Sebab, okupansi hotel yang menurun.

“Tingkat hunian hotel terperosok dalam. Bulan Maret kami rugi Rp 1,2 miliar. Bulan ini (April) diprediksi akan rugi Rp 3 miliar,” ujarnya.

Apalagi, banyak tamu di hotel itu yang cancel untuk menginap, dan diperparah karena larangan dari Pemerintah untuk tidak melakukan kegiatan dinas di luar kantor. Meski mengalami kerugian, hotel bintang empat tersebut memilih bertahan dan tidak mengambil kebijakan untuk tutup. Hanya saja, jumlah kamar yang di buka dikurangi.

Bambang menyampaikan, sebagian karyawannya juga sudah diminta untuk mengambil cuti secara bergantian. Untuk gaji, mereka juga terpaksa harus dibayar bergantian, dengan jumlah kurang dari setengah gaji normal per bulannya. “Gaji mereka berkurang, cuma 40 persen dari gaji normalnya,” sebut Bambang.

Pihaknya berharap Pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengambil langkah tertentu seperti pembebasan semua pajak, stimulus dari Perusahaan Listrik Negera (PLN), relaksasi perbankan bisa segera terealisasi selama pandemic corona. Dan bukan hanya wacana di pusat, serta subsidi atau insentif terhadap karyawan perhotelan. (dani)

Shares: