Ditengah kerugian isu boikot, KFC dapat kredit Rp875 miliar dari Bank Mandiri
Ilustrasi. FOTO : AI
Home Ekonomi Ditengah kerugian isu boikot, KFC dapat kredit Rp875 miliar dari Bank Mandiri
Ekonomi

Ditengah kerugian isu boikot, KFC dapat kredit Rp875 miliar dari Bank Mandiri

Share
Share

POPULARITAS.COM – PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemegang lisensi gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia, mendapatkan suntikan dana dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berupa fasilitas kredit jumbo senilai total Rp875 miliar.

Komitmen kerja sama ini dituangkan dalam tiga perjanjian kredit yang diteken kedua belah pihak pada 4 Juni 2025 lalu.

Direktur FAST, Wachjudi Martono, mengungkapkan bahwa dalam perjanjian pertama, perseroan mengantongi dua fasilitas kredit investasi masing-masing sebesar Rp150 miliar dan Rp50 miliar.

“Jangka waktu kredit adalah 10 tahun sejak penandatanganan,” kata Wachjudi dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (11/6/2025).

Wachjudi menjelaskan bahwa dana dari fasilitas kredit tersebut akan dipakai untuk refinancing aset eksisting milik perusahaan, termasuk gerai dan restoran support center.

Sementara pada perjanjian kedua, FAST memperoleh pinjaman sebesar Rp525 miliar yang juga difokuskan untuk refinancing utang yang sudah ada, dengan pinjaman tenor delapan tahun.

Adapun perjanjian ketiga mencakup pemberian kredit modal kerja non-rekening koran sebesar Rp150 miliar, yang akan digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan dengan jangka waktu satu tahun.

Upaya FAST menggandeng bank pelat merah ini datang di tengah tekanan yang dialami perseroan tersebut. Sebelumnya, pengelola KFC itu melaporkan kerugian yang membengkak hingga Rp558 miliar per kuartal ketiga tahun 2024.

Angka kerugian itu membengkak dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang masih berada di angka Rp152 miliar.

“Dua masalah ini berdampak negatif terhadap hasil grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024,” ujar manajemen dalam laporan keuangan yang dikutip pada Sabtu, 9 November 2024.

Manajemen menyebut, pemulihan pasca pandemi Covid-19 yang berjalan lebih lambat dari ekspektasi serta krisis berkepanjangan di Timur Tengah menjadi penyebab utama tekanan kinerja tersebut. pastedGraphic.png

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Tulisan Terkait
BPS secara mendadak tunda umumkan data kemiskinan di Aceh
Ekonomi

BPS secara mendadak tunda umumkan data kemiskinan di Aceh

POPULARITAS.COM –  Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mendadak menunda jadwal rilis data...

Forum Ketua Koperasi Desa Merah Putih Banda Aceh minta dukungan Bank Aceh perkuat kelembagaan dan akses pembiayaan
Ekonomi

Forum Ketua Koperasi Desa Merah Putih Banda Aceh minta dukungan Bank Aceh perkuat kelembagaan dan akses pembiayaan

POPULARITAS.COM – Forum Ketua Koperasi Merah Putih se-Banda Aceh, Senin (7/7/2025), lakukan...

Cadangan devisi RI tembus Rp2.477 triliun
Ekonomi

Cadangan devisa RI tembus Rp2.477 triliun

POPULARITAS.COM –  Cadangan devisa Indonesia 152,6 miliar Dolar AS atau setara Rp2.477...

Otonomi khusus Aceh harus jadi peluang dorong pertumbuhan ekonomi
Ekonomi

Otonomi khusus Aceh harus jadi peluang dorong pertumbuhan ekonomi

POPULARITAS.COM – Ketua Bidang Hikmah, Politik, dan Kebijakan Publik Dewan Pimpinan Daerah...