BANDA ACEH (popularitas.com) : Kepala Dinas Peternakan Aceh, drh Rahmandi, memberikan apresisasi yang tinggi kepada masyarakat, terkait dengan kritikan intansi yang Ia pimpin. Menurutnya, masukan tersebut, akan menjadi cemeti atau cambuk pihaknya, untuk terus memperbaiki kinerjanya, terutama penanganan masalah sapi yang terdapat di UPTD Inseminasi Buatan dan Inkubator (IBI) Kader Perternakan, Sare, di Aceh Besar.
Hal tersebut, Ia sampaikan, saat meninjau lokasi IBI di Sare, Jumat, 4 Juni 2020, bersama dengan staf dan sejumlah anggota DPR Aceh. Dalam kesempatan itu, Ia berjanji, dan menargetkan untuk melakukan penanganan intensif, dengan memberikan asupan pakan hijau dan konsentrat. “Porsi makan akan kita tambah, dan optimis dalam dua atau tiga bulan kondisi sapi akan kembali normal,” katanya menjelaskan kepada wartawan di lokasi.
Baca juga : Ratusan Sapi Milik Dinas Peternakan Aceh di Saree Diduga Kurang Gizi
Menurut Rahmandi, persediaan pakan hijau masih mencukupi untuk menambah posi makanan sapi-sapi tersebut. Pihaknya juga sedang melakukan perubahan anggaran untuk pengadaan konsentrat. Harga konsentrat saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan estimasi saat perencanaan dilakukan, maka perlu dilakukan koreksi dan penyesuaian dalam perubahan anggaran. “Kita akui, memang ada sapi kondisinya kurus, dan itu terdapat pada area karantina,” jelasnya.
Selanjutnya, ia mengatakan ada yang perlu kami klarifikasi supaya masyarakat menerima informasi yang utuh dan tidak terjadi bias. Luas UPTD Sare sekitar 19 hektar dan di dalamnnya terdapat 490 ekor sapi, yang menempati beberapa areal dan kandang. Masing-masing kandang ini beda peruntukannya.
Di sisi areal karantina ada kandang untuk sapi betina indukan. “Jika kita lihat secara fisik, sapi betina ini juga kurus. Jadi, tidak semua sapi kurus itu bermasalah. Sapi-sapi betina indukan justru bermasalah bila kegemukan,” kata Rahmandi.
Baca juga : Sapi Disnak Aceh Kurus, Kadis Sebut Terkendala Anggaran
Keterangan Kadis Pertenakan, Rahmadi itu dibenarkan Nurlaila Wati. Staf pengajar Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK-PP) Negeri Saree yang diperbantukan di UPTD Saree itu menjelaskan, sapi betina indukan yang sedang dalam proses kehamilan berat tubuhnya harus ideal dan dijaga.
“Sapi betina indukan yang sedang dalam proses kehamilan, baik secara alami maupun inseminasi buatan memang tidak boleh gemuk, agar proses pembuahan tidak terganggu,” ujar Nurlaila Wati.
Sementara itu, anggota Komisi II DPRA Yahdi Hasan yang juga berada di UPTD Peternakan Saree mengatakan, kondisi sapi di area karantina itu juga menjadi perhatian lembaganya. Yahdi mengaku ditugaskan Ketua DPRA untuk turun ke lapangan. Yahdi mengatakan upaya pemulihan sapi-sapi ini harus segera dilakukan.
Yahdi mendorong Pemerintah Aceh, khususnya Dinas Peternakan Aceh, mengambil langkah cepat. Hari Senin (8/6) kami di Komisi II DPRA yang merupakan mitra kerja Dinas Peternakan sudah mengagendakan pertemuan untuk membahas permasalahan in. “Terkait perubahan anggaran dan lain-lain harus disegerakan,” pungkas Yahdi Hasan. (RIL/SKY)