News

Malaysia coba tangkap harimau yang bunuh tiga orang di Kelantan

BKSDA minta warga buat kandang untuk ternak
Ilustrasi, harimau sumatra diberi nama Lhokbe saat dilepasliarkan di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, Kamis (18/8/2022). ANTARA/HO/BKSDA Aceh

POPULARITAS.COM – Dinas terkait di Malaysia mencoba menangkap dan merelokasi harimau yang membunuh tiga orang dalam dua bulan terakhir. Pejabat dinas margasatwa di Negara Bagian Kelantan, Malaysia, pada Kamis (7/12/2023) menyatakan, sebanyak 11 perangkap kandang dan 20 kamera telah dipasang di kawasan hutan di Distrik Gua Musang.

Wilayah di Kelantan timur laut ini merupakan tempat serangan mematikan harimau.

Direktur Departemen Margasatwa dan Taman Nasional Kelantan Mohamad Hafid Rohani mengatakan, sejak 2021 sudah ada lima serangan yang mengakibatkan empat kematian di Gua Musang. Tiga pembunuhan terjadi pada bulan Oktober dan November tahun ini.

“Kami sangat prihatin. Ini adalah kematian terburuk terkait harimau dalam beberapa dekade terakhir di Malaysia,” kata Hafid, dikutip dari beritasatu.com, jaringan popularitas.com, Jumat (8/12/2023).

Perangkap kandang berbentuk persegi panjang yang dibungkus dengan daun palem sehingga menyatu dengan hutan, telah dipasang di titik di mana serangan terjadi.

Perangkap lainnya ditempatkan di perkebunan kelapa sawit. Seekor kambing hidup dimasukkan di kandang untuk memancing harimau agar masuk ke dalam perangkap dengan suara mengembiknya.

Harimau Malaya diklasifikasikan sebagai hewan terancam punah oleh kelompok perlindungan Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.

WWF Malaysia memperkirakan terdapat kurang dari 150 hewan yang masih tersisa di alam liar.

Hafid mengatakan, diperkirakan ada 35 ekor harimau yang hidup di Kelantan. Serangan terhadap manusia oleh harimau jarang terjadi, tetapi insiden seperti ini diketahui terjadi di wilayah di mana pembangunan melanggar batas habitat hewan tersebut.

Bulan lalu, seekor harimau betina ditangkap dan dibawa ke Pusat Penyelamatan Satwa Liar Nasional di negara bagian Perak.

Namun Hafid mengakui bahwa para pejabat tidak yakin apakah mereka bertanggung jawab atas serangan terhadap manusia.

Kepala Polisi Gua Musang Inspektur Sik Choon Foo mengatakan, dua orang yang terbunuh sejak 2021 adalah pekerja perkebunan sementara korban lainnya adalah warga setempat.

Choon Foo mengatakan, pemeriksaan post-mortem terhadap para korban dan jejak kaki harimau yang ditemukan di lokasi setiap pembunuhan menunjukkan bahwa hewan liar tersebut adalah pelakunya.

Shares: