News

Mobilitas Tanpa Kedisiplinan Picu Kasus Corona Naik

Setiap Gampong di Banda Aceh Akan Rapid Test Setiap Tamu dari Luar
Ilustrasi, Pengunjung yang sedang nongkrong di warkop menjalani rapid test corona di Banda Aceh. Foto by Gade Ridwan

POPULARITAS.COM – Juru Bicara Satuan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut lonjakan kasus virus corona (Covid-19) dipicu oleh tingginya mobilitas dan aktivitas penduduk.

Ia mencontohkan kondisi Pulau Jawa pada saat penerapan PSBB total Jakarta dan pada saat PSBB transisi. Menurutnya pada saat menjalani PSBB aktivitas penduduk dibatasi sehingga angka kasus dapat ditekan.

Namun pergerakan orang di Pulau Jawa menunjukan peningkatan ketika PSBB transisi di Jakarta. Sementara kasus di Pulau Jawa dan Bali berkontribusi sebesar 64,18 persen pada kasus nasional.

“Kita bekerja sama agar membatasi mobilitas agar betul-betul kita bisa menangani kasusnya, jadi bisa dilihat bahwa aktivitas penduduk itu berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus,” ujar Wiku dalam diskusi Bagaimana Mobilitas Penduduk yang Aman? seperti dilansir laman CNNIndonesia.com.

Wiku mengatakan jika masyarakat betul-betul disiplin menggunakan masker, maka sebenarnya angka penularan dapat dicegah tanpa harus membatasi mobilitas.

“Masyarakat belum terbiasa menggunakan masker secara disiplin, dan ini berkontribusi pada peningkatan kasus, sebetulnya kalau disiplin protokol kesehatan, mobilitas harusnya tidak meningkatkan kasus, jadi kalau sampai mobilitas itu meningkatkan kasus artinya protokol kesehatan tidak dijalankan,” kata Wiku.

Pakar Statistik dan Epidemiologi, Iwan Ariawan menjelaskan ada korelasi antara pergerakan penduduk dengan penambahan angka kasus Covid-19 setiap harinya.

Menurutnya semakin banyak penduduk melakukan perpindahan, maka terjadi interaksi, maka jumlah kasus Covid-19 akan bertambah.

“Pertama kita lihat ada korelasi antara pergerakan penduduk dengan jumlah kasus. artinya semakin banyak penduduk bergerak jumlah kasus covid itu semakin banyak pada hari itu,” ucapnya dalam diskusi yang sama.

Iwan menyebutkan, pelaksanaan PSBB memang dapat menurunkan angka kasus sebab mobilitas penduduk bisa dibatasi sehingga potensi penularan berkurang. Namun jika tidak diikuti dengan kebiasaan disiplin pakai masker, maka angka kasus Covid-19 usai PSBB akan kembali bertambah.

“Kita tidak mungkin PSBB terus, waktu dilonggarkan, PSBB itu harus digantikan dengan protokol kesehatan tinggi, dari penelitian yang ada cakupan pemakaian masker minimal 85 persen saat tidak PSBB. baru angka kasusnya diperkirakan akan turun seperti saat PSBB,” tutur Irwan.

Kasus Covid-19 di Indonesia secara kumulatif berjumlah 207.203 kasus pada Kamis (10/9). Dari angka tersebut, 147.510 sembuh, dan 8.456 meninggal dunia.

Editor: dani

Shares: