POPULARITAS.COM – Pasar saham Indonesia, saat ini sedang tidak menentu. Para investor asing menahan modalnya masuk ke bursa Indonesia. Beberapa masalah diantaranya soal kekhawatiran hutang jatuh tempo RI senilai Rp800 triliun pada 2025.
Pengamat pasar modal Irvin Patmadiwiria mengatakan beberapa katalis positif memang mendorong penguatan indeks dalam beberapa waktu terakhir. Konsolidasi di sektor domestik, termasuk hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) beberapa bank BUMN yang membagikan dividen besar, menjadi faktor pendukung. Namun, di sisi lain, investor asing masih bersikap wait and see.
“Capital inflow dari investor asing rasanya masih tertahan dan tidak akan berlanjut dalam jumlah signifikan. Mereka masih menunggu langkah pemerintah dalam menangani utang jatuh tempo yang tahun ini mencapai sekitar Rp 800 triliun, naik dua kali lipat dari tahun 2024 yang hanya Rp 400 triliun,” ujar Irvin dikutip dari beritasatu.com
Selain itu, defisit keuangan negara sebesar Rp 31 triliun serta dinamika politik di Indonesia turut menjadi faktor yang membuat investor asing bersikap hati-hati.
Irvin menekankan ketidakseimbangan antara kenaikan utang jatuh tempo dan penerimaan negara yang tidak bertumbuh sebanding menjadi tantangan besar bagi pemerintah.
“Ini mungkin juga membuat pening (Menteri Keuangan) Ibu Sri Mulyani, karena penerimaan negara tidak bertambah dua kali lipat sementara kewajiban pembayaran utang justru meningkat drastis,” tambahnya.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik, fluktuasi di pasar keuangan dianggap wajar. Tetapi, kebijakan fiskal pemerintah dalam beberapa waktu ke depan akan menjadi perhatian utama investor, terutama dalam menjaga stabilitas ekonomi, utang jatuh tempo, dan menarik kembali minat investor asing ke pasar modal Indonesia.