HeadlineNews

Pendatang haram itu bernama etnis Rohingya

Kurang dari satu bulan, wilayah Aceh Besar dimasuki 242 imigran yang berasal dari etnis Rohingya Myanmar. Masuknya para pendatang itu membuat Pj Bupati Muhammad Iswanto gusar, dan berang. Bahkan secara tegas, lelaki itu menyebut mereka penyusup ilegal dan pendatang haram.
UNHCR: 664 imigran Rohingya masuk Aceh sepanjang 2022
Ilustrasi, brimob bersenjata berjaga-jaga di lokasi terdamparnya etnis Rohingya di Kuala Gigieng, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Minggu (8/1/2023) siang. Foto: Muhammad Fadhil/popularitas.com

POPULARITAS.COM – Kurang dari satu bulan, wilayah Aceh Besar dimasuki 242 imigran yang berasal dari etnis Rohingya Myanmar. Masuknya para pendatang itu membuat Pj Bupati Muhammad Iswanto gusar, dan berang. Bahkan secara tegas, lelaki itu menyebut mereka penyusup ilegal dan pendatang haram.

Jika sebelumnya para etnis Rohingya ini menjadikan kawasan Aceh Utara, dan Lhokseumawe sebagai tempat pendaratan, namun kini, dalam satu bulan terakhir, Aceh Besar mereka jadikan sebagai tempat persinggahan.

Kedatangan pertama, 25 Desember 2022, sebanyak 57 imigran itu mendarat di Pantai Indra Patra. Entah seperti ada komando, atau yang mengatur perjalanan, selanjutnya, 8 Januri 2023 atau dua minggu setelahnya, 184 orang kembali berlabuh di Pantai Kuala Gigieng di wilayah Aceh Besar.

Sudah barang tentu Muhammad Iswanto berang, sebab wilayahnya telah dijadikan pintu masuk kedatangan para imigran gelap itu. Baginya, ini persoalan serius, mesti diselesaikan dengan tuntas, agar tak menimbulkan dampak lainnya. “Mereka ini pendatang haram, ilegal, tidak seharusnya bisa masuk ke wilayah NKRI,” tegasnya.

Namun, bagaimanapun, prinsip kemanusiaan tetap harus dijunjung tinggi, untuk itu, pihaknya menampung sementara para imigran gelap itu, dan memberi mereka makan. Tapi Iswanto menyebutkan, dirinya akan meminta organisasi PBB, IOM dan UNHCR untuk bertanggungjawab terhadap para pendatang haram yang masuk ke wilayahnya itu.

Aparat bersenjata kawal imigran Rohingya

Aparat kepolisian dari Polresta Banda Aceh bergerak cepat usai mendapatkan laporan terkait kedatangan para imigran Rohingya. Kapolresta Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli menerjunkan aparat bersenjata guna memastikan para pendatang ilegal itu tidak kabur, dan dapat di isolasi sementara waktu.

Perwira berpangkat melati tiga itu menyebutkan, dari pendataan yang dilakukan pihaknya, para imigran yang masuk ke kawasan Aceh Besar berjulah 184 orang, yang terdiri atas 69 laki-laki dewasa, 75 wanita dewasa, 22 anak laki-laki, dan 18 anak perempuan.

Jadi, kata Kombes Pol Fahmi, 184 orang yang tiba hari ini, Minggu (8/1/2023), kita giring dengan pengawalan ketat. Nantinya mereka akan digabung dengan 57 orang yang sudah datang sebelumnya.

Guna memastikan para pengungsi itu tidak kabur, pihaknya akan melakukan penjagaan secara ketat di lokasi penampungan sementara para imigran ilegal itu, tukas Kombes Pol Fahmi. 

Minta TNI AL tindak tegas pendatang haram

Masuknya para imigran gelap di kawasan Aceh dengan mudah, membuat Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto heran. Untuk itu dirinya minta kepada jajaran TNI AL yang bertugas untuk menindak tegas setiap upaya para penyusup ilegal itu bisa masuk ke perairan Indonesia. “Mereka ini penyusup ilegal, pendatang haram, kok bisa dengan mudah masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Catatan kedatangan imigran Rohingya ke Aceh

Berdasarkan catatan popularitas.com, Aceh menjadi salah satu wilayah yang telah dimasuki oleh etnis Rohingya sejak 2018. Semenjak itu, setiap tahun, daerah ini telah menjadi basis persinggahan pada imigran itu sebelum kemudian masuk ke negara-negara yang dapat menampung mereka.

Diperkirakan, sejak 2018-2023, ribuan etnis Rohingya telah memasuki Aceh, dan melakukan pendaratan di sejumlah daerah, seperti Aceh Utara, Lhokseumawe, Pidie, dan Aceh Besar.

 

Editor : Hendro Saky

Shares: