HeadlineHukum

Pimpinan salah satu pesantren di Padang Tiji dilaporkan ke polisi atas dugaan pelecehan seksual terhadap sejumlah santriwati

Pimpinan salah satu pesantren di Padang Tiji dilaporkan ke polisi atas dugaan pelecehan seksual terhadap sejumlah santriwati

POPULARITAS.COM – Salah satu pimpinan pesantren di Kecamatan Padang Tiji, Pidie, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah santriwati yang mengenyam pendidikan agama di lembaga tersebut. Saat ini, lima korban dan keluarganya telah melaporkan kasus tersebut ke Polres setempat.

Diduga, dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum pimpinan pesantren inisial AJ (39) tersebut, sudah berlangsung sejak akhir 2023 silam. Perbuatan itu dilakukan asrama putri di komplek lembaga pendidikan agama yang Ia pimpin.

Hal tersebut didasarkan pengakuan salah satu korban. Sebut saja namanya Rara (bukan nama sebenarnya), kepada popularitas.com, remaja putri yang didampingi keluarganya itu menceritakan, dirinya alami pelecehan seksual dengan cara dipegang-pegang dan diraba-raba pada bagian sensitif kewanitaannya.

Rara melanjutkan, peristiwa yang Ia alami saat dirinya dipanggil Abi (sebutan pimpinan pesantren) ke ruangannya untuk mengulang hafalan kitab. Nah, disitulah dia mengalami kejadian tidak senonoh tersebut.

“Seingat saya, kejadiannya pada awal Februari 2024. Saat itu saya dipanggil Abi ke ruangannya untuk mengulang hafalan,” terang Rara kepada popularitas.com, Kamis (23/5/2024).

Menurut Rara, yang alami kasus serupa seperti dirinya banyak. Hal itu Ia ketahui dari cerita-cerita sahabatnya yang lain. Namun, hanya dirinya dan lima kawannya yang berani melaporkan kasus tersebut ke polisi.

Korban lainnya, Ririn (bukan nama sebenarnya) mengakui bahwa, dirinya juga mendapatkan pelecehan seksual oleh Abi. Modusnya, kerapa kali Ia disuruh setrika baju di kamar pribadi AJ. Nah, saat itulah pelaku melakukan serangan seksual, baik secara verbal maupun dengan cara dipegang-pegang pada bagian tubuhnya.

“Kalau disuruh datang menyetrika baju ke kamar Abi, kami tidak boleh berdua tapi harus sendirian. Jika datang lebih dari satu orang langsung dimarah-marah sama beliau,” kata Ririn menceritakan kejadian yang Ia alami.

Ririn melanjutkan, suatu waktu, Ia dipanggil oleh Abu ke kamarnya dan diminta menyetrika baju. Saat sedang melakukan pekerjannya, tiba-tiba Tengku datang dan berbicara padanya. 

“Kamu sudah besar tapi kok badannya kecil sekali, P**u D***a tak ada. Dan kemudian Abi langsung meremas dada korban,” ucap Ririn menirukan ucapan cabul pimpinan pondok pesantren tersebut.

Ririn pun syok atas serangan seksual yang dilakukan Tengku tersebut. Mau melawan merasa takut.

Akhirnya baik Rara maupun Ririn memutuskan untuk tidak lagi mengaji di pondok pesantren itu dengan turut melaporkan kejadian itu ke keluarganya.

Pelecehan juga dirasakan oleh santriwati lainnya sebut saja Rina (17) sekira Desember 2023. Anak di bawah umur itu mengaji dan menginap di pondok pesantren tersebut dikarenakan lokasi rumahnya dengan dayah tersebut lumayan jauh.

“Karena rumah saya jauh dari Dayah saya tinggal di situ di asrama putri. Kunci kamar saya tidak bisa dikunci karena kuncinya dipegang Abi. Kadan waktu saya pulang sekolah kan tau sendiri pakaian kita bagaimana, tiba-tiba abi langsung masuk ke bilik saya,” ujar Rina.

Tidak jarang Tengku itu kadang masuk bilik korban dan menyuruh santri untuk memijat dirinya. Usai memijat dia mengatakan untuk tidak mengatakan ke siapapun seraya mengasih sejumlah uang ke Rina.

“Pernah suatu hari Abi tiba-tiba masuk ke bilik saya dan meminta saya untuk mengurut dirinya dengan minyak yang di bawa oleh Abi sendiri. Setelah saya memijatnya diapun kemudian meminta agar saya mau dipijat olehnya. Saya kaget dan syok mau melawan takut sama abi karena saya hanya sendiri dan saya hanya terdiam dengan ketakutan,” kata Rina.

Perkara pelecehan seksual yang dilakukan pimpinan dayah di Padang Tiji itu telah dilaporkan ke Mapolres Pidie pada Februari 2024. Para korban sendiri sudah tiga kali diperiksa oleh penyidik untuk dimintai keterangan.

Atas perkara tersebut sempat ada upaya penyelesaian secara kekeluargaan. Bahkan surat tersebut sudah ditandatangani terduga pelaku. Namun tak satupun dari korban yang telah menandatangani surat perdamaian tersebut.

Sementara itu, saat popularitas.com melakukan konfirmasi terhadap AJ terkait dengan laporan para korban atas dugaan pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap para santrinya, Ia membantah semua tuduhan-tuduhan tersebut, bahkan secara tegas dia mengatakan pengakuan yang disampaikan itu merupakan bentuk fitnah atas dirinya. “Saya difitnah, itu semua tidak benar,” katanya kepada popularitas.com, Jumat (24/5/2024).

Walau begitu, AJ mengakui bahwa Ia pernah meminta bantuan salah satu santriwati itu untuk memijat dirinya dan juga mengoleskan minya urut. “Jika kejadian seperti itu, pernah saya lakukan,” akunya.

Menurutnya, hal tersebut Ia lakukan, karna penyakit stroke ringan yang dia alami. Saat itu, dirinya meminta tolong kepada salah satu santriwati tersebut, sebut saja namanya Rina, untuk mengoleskan minyak urut ke badannya.

Kemudian, beberapa waktu lainnya, Rina mengalami sakit dan Ia menawarkan obat serta minyak oles kepadanya. Nah, saat saya mendatanginya, justru dia yang meminta saya mengoleskan minya yang tadi dibawahnya ke badannya.

“Hal-hal tersebut saya anggap biasa dan tidak ada maksud apa-apa sama sekali. Apalagi Rina sudah saya anggap seperti anak sendiri. Sering saya beri uang juga,” imbuhnya.

Sementara itu, terkait dengan tuduhan salah satu santriwati lainnya bernama Ririn, AJ juga membatah hal tersebut. Menurutnya, apa yang Ia lakukan hanya sebetas mengoleskan minyak pada perut semata.

Nah, Ririn itu menceritakan bahwa Ia mendapatkan mens atau halangan yang tidak lancar. Saat itu, dirinya bertanya apa sudah sembuh atau belum. Kemudian dijawab belum, lalu dirinya menawarkan minyak dan mengoleskannya ke perutnya. Selain sebagai pimpinan pesantren, AJ juga mengaku bisa mengobati berbagai penyakit. “Saya juga seorang Tengku yang bisa mengobati,” sebutnya.

Dia pun mengakui bahwa dirinya sudah dipanggil oleh polisi untuk diminta klarifikasi atas laporan beberapa santriwatinya atas tuduhan dugaan pelecehan seksual. “Iya, sudah dipanggil untuk diminta klarifikasi sama polisi,” katanya.

Shares: