POPULARITAS.COM – Negara-negara anggota BRICS (Brazil Rusia India, China dan Afrika Selatan), sudah tidak lagi menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat untukt transaksi perdagangan internasional.
Di tahun 2022, penggunaan dolar Amerika Serikat hanya 28,7 persen dari total transaksi perdagangan Internasional negara-negara BRICS.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, saat beri sambutan lewat saluran video kepada delegasi KTT BRICS yang dilangsungkan di Johonanesburg, Afrika Selatan, Selasa (22/8/2023).
Dia melanjutkan, Selama KTT di Afrika Selatan, anggota BRICS akan menuntaskan pembahasan aspek pengalihan mata uang nasional di seluruh kerjama kelima negara.
Presiden Rusia itu mengatakan Bank Pembangunan Baru BRICS, yang merupakan alternatif untuk lembag-lembaga keuangan bentukan Barat, memiliki peran penting dalam upaya tersebut.
Putin, yang masuk daftar perintah penangkapan internasional atas dugaan kejahatan perang di Ukraina, tidak bisa menghadiri langsung KTT di Johannesburg itu.
Namun, Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa hadir dalam pertemuan puncak itu.
BRICS adalah kelompok negara-negara berperekonomian berkembang yang menguasai seperempat ekonomi global.
BRICS juga berada pada urutan kelima dalam perdagangan global, serta memiliki 40 persen dari total penduduk dunia.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa bagian negara-negara BRICS, yang total berpenduduk tiga miliar, kini menguasai hampir 26 persen GDP (produk domestik bruto) global,” kata Putin.
Putin mengatakan negara-negara BRICS melewati G7 (Kelompok Tujuh dan beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang) dalam paritas daya beli, yang pada 2023 diperkirakan mencapai 31,5 persen melawan 30 persen.
Lebih jauh, presiden Rusia itu mengatakan bahwa dalam satu dasawarsa terakhir ini investasi timbal balik antara negara-negara BRICS naik enam kali lipat.
Kerja sama antara negara-negara BRICS didasarkan atas prinsip kesetaraan, kemitraan, dan menghormati kepentingan masing-masing, kata Putin.
Putin mengutuk berbagai sanksi yang dijatuhkan kepada negaranya.
Dia mengatakan kondisi ekonomi global terkena dampak buruk sanksi yang tidak sah dan pembekuan tidak sah aset negara-negara asing.
