News

Seorang Balita di Sabang Reaktif Rapid Test

Virus Corona Berada di Tubuh Pasien Tiongkok selama 49 Hari
Ilustrasi pengecekan darah untuk deteksi virus corona (Shutterstock)

SABANG (popularitas.com) – Seorang balita di Sabang reaktif saat dilakukan uji rapid test di RSU Kota Sabang. Sehingga, balita tersebut dimabil cairan tenggoroknya untuk di uji swab.

Pemerintah Kota Sabang juga membantah bahwa balita tersebut sudah dinyatakan positif corona seperti informasi yang beredar di medis sosial.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang dr Titik Yuniarti, mengatakan, balita tersebut bukan positif corona, melainkan hanya hasil tes cepat (rapid test) balita tersebut yang reaktif.

“Bukan positif COVID-19, hasil rapid yang sudah dilakukan adalah reaktif yang artinya bisa saja dia positif atau bahkan negatif COVID-19,” katanya saat dikonfirmasi, Kamis, 24 Juni 2020.

Dia menjelaskan setiap hasil tes cepat yang reaktif belum tentu positif COVID-19, bisa saja negatif. Makanya, kata dia, perlu dikonfirmasi ke tahap uji sampel usap (swab) hidung dan tenggorokan dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

“Hasil dari PCR swab test merupakan hasil yang pasti akurat,” kata dr Titik, menegaskan.

Sebelum dilakukan tes cepat, balita yang berumur enam bulan tersebut ikut menjenguk saudaranya yang diopname di Pukesmas Sukajaya, yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Kota Sabang.

“Ketika menjenguk kakaknya di RSU, balita itu mengalami demam. Dokter yang memeriksanya kemudian berinisiatif untuk melakukan rapid test karena terdapat gejala batuk dan ada sesuatu yang terdengar di paru-parunya,” kata Kadinkes Sabang.

Selanjutnya, balita dan keluarganya, sekaligus petugas medis yang berkontak jarak dekat dengan balita tersebut menjalani tes cepat. Dan hasilnya balita dan saudaranya yang sakit reaktif COVID-19, sedangkan empat anggota keluarganya tidak reaktif.

Menurut Titik, pihak keluarga balita tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah dalam beberapa bulan terakhir. Pihaknya langsung berkoordinasi dengan pejabat tingkat provinsi untuk melakukan uji sampel usap PCR lima orang warga tersebut.

“Diantaranya dua anak yang reaktif dan tiga orang petugas medis yang berkontak langsung dengan anak tersebut. Untuk pencegahan, baik anak yang reaktif maupun petugas medis itu saat ini sudah diisolasi di RSU sesuai dengan protokol kesehatan,” katanya.

Sementara ini RSU Kota Sabang dalam pengawasan, agar tidak ada warga yang berlalu lalang sebagai langkah upaya antisipasi dan pencegahan. Dia berharap warga untuk tidak berspekulasi dan menyebarkan berita yang tidak benar.

“Saya berharap masyarakat tidak berasumsi negatif dulu. Jika sudah keluar hasil swab test dan terjadi hal yang terburuk nantinya, saya menganjurkan semua yang berkontak langsung dengan anak itu baik petugas medis atau siapapun harus dilakukan swab test,” ujarnya. (dani)

Shares: