News

Aceh alami perubahan iklim, masyarakat diminta waspada

Api sambar 25 rumah di Aceh Tengah
Api sambar 25 rumah di Aceh Tengah, Jumat (31/3/2023) sore. Foto: BPBA

POPULARITAS.COM – BMKG menyatakan bahwa tiga wilayah di Aceh yakni Kota Sabang, Banda Aceh, dan Kabupaten Aceh Besar bagian utara sudah memasuki musim kemarau dengan suhu maksimum hingga 35 °C.

Tiga wilayah tersebut sudah masuk musim kemarau pada Februari dasarian II dan puncaknya diprakirakan akan terjadi pada bulan Juni.

Wilayah Kabupaten Aceh Besar bagian Timur dan bagian Selatan serta Kabupaten Pidie bagian Barat diprakirakan bakal memasuki musim kemarau pada Mei dasarian III mendatang.

Kemudian, wilayah Pidie bagian Utara, Pidie Jaya bagian Utara, dan Bireuen bagian Utara, serta Bireuen bagian Timur, Aceh Utara bagian Utara, Kota Lhokseumawe dan Aceh Timur bagian Utara diprakirakan memasuki musim kemarau pada Mei dasarian II.

Sementara itu, di wilayah barat-selatan Aceh meliputi Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Simeulue, Aceh Tenggara, Subulussalam tidak akan dilanda musim kemarau.

Dengan adanya perubahan iklim dan aspek lain musim kemarau kali ini diperkirakan akan terjadi Kekeringan, hilangnya sumber air tanah, kebakaran hutan, pohon banyak yang mati dan gagal panen adalah indikatornya yang telah kita saksikan bersama.

Untuk menyikapi hal itu, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Muhammad Syahril mengimbau masyarakat di daerah itu untuk waspada akan potensi kebakaran.

Selain itu, Syahril juga menawarkan beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengindari dampak dari perubahan iklim tersebut.

“Pertama, efisiensi penggunaan air dan mengupayakan air tidak di buang langsung ke got (menguap percuma) tapi masukkan kembali ke tanah dengan mengaktifkan kembali sumur resapan, lubang biopori, embung. Pengelolaan air wudhu musala/masjid adalah salah satu targetnya,” kata Syahril dalam keterangannya, Sabtu (1/4/2023).

Kemudian, kata Syahril, perbanyak menanan tanaman dengan berbagai wahana untuk mengurangi efek panas dan meningkatkan suplai oksigen. Sebaiknya bila menyiram tanaman dilakukan pada saat matahari mulai terbenam, untuk mengurangi penguapan.

Selain itu, Syahril juga menyarankan agar masyarakat mengelola sampah dengan baik, terutama yang organik karena mudah membusuk dan membangkitkan bakteri/penyakit dengan menerapkan proses komposting mandiri.

“Kurangi penggunaan energi (gas, listrik, minyak tanah) secara berlebihan untuk mengurangi panas udara. Matikan listrik saat kita tidur dan masaklah makanan yang cepat matang. Menghadapi kondisi alam yang terjadi tidak diperlukan keluh kesah tapi sebaiknya bersikap bijak dan positif,” pungkasnya.

Shares: