HeadlineKesehatan

Alasan Pentingnya Memberi Apresiasi pada Anak

Save The Children Minta Libatkan Anak-Anak Pengendalian Corona
ILustrasi. Foto klikdokter.com

BANDA ACEH (popularitas.com) – Psikolog klikdokter.com, Ikhsan Bella Persada, M.Psl menyampaikan memberikan apresiasi pada anak hal yang baik. Anak-anak bisa mendorong punya perilaku positif dan dapat menghindari dari perilaku negatif.

Dia mencontohkan, anak yang tadinya malas membersihkan mainan namun kemudian tiba-tiba membersihkannya. Orang tua perlu memberikan apresiasi pada tindakan anak yang satu ini supaya ke depannya ia lebih rajin lagi. Begitu juga perilaku positif lainnya, seperti anak beribadah, langsung berikan apresiasi supaya anak terus rajin beribadah atau membuat perbuatan baik lainnya.

“Apresiasi bisa menguatkan perilaku positifnya, dan bisa juga mengurangi atau menurunkan perilaku negatifnya,” kata Ikhsan.

Mungkin ingat dengan NF (15) yang membunuh anak berusia 6 tahun di Jakarta Pusat. Remaja itu membunuh, kemudian menyerahkan diri ke pihak kepolisian.

Kata Ikhsan, kasus tersebut mungkin bisa dihindari kalau orang tua dari NF memberikan pujian pada setiap hal baik yang telah ia dilakukan. Karena pada dasarnya, memberikan apresiasi anak bisa membantu mereka terhindar dari perilaku menyimpang.

Memuji, Tapi Tak Berlebihan

Berbagai macam cara bisa dilakukan oleh orang tua untuk membuat anak mereka merasa dihargai atas hal baik yang telah dilakukan. Ada yang dengan ucapan, hadiah, atau memberikan uang.

Semua cara tersebut sebenarnya tidak ada yang salah. Tapi yang perlu diperhatikan adalah, jangan memberikan sesuatu untuk setiap hal baru yang bisa mereka lakukan.

“Cara apresiasi juga tidak perlu selalu memberikan uang. Bisa dengan ucapan ‘kamu hebat’ atau dengan pelukan. Kalau mau kasih sesuatu, boleh. Tapi untuk hal-hal tertentu saja, bukan pada saat hal-hal kecil,” kata Ikhsan.

Ikhsan juga menegaskan bahwa orang tua juga perlu memberikan alasan untuk setiap tindakan baik yang berhasil dilakukan si Kecil.

Dari hal tersebut, anak akan mengerti bahwa tindakan mereka punya makna tersendiri yang perlu terus dipertahankan.

“Misalnya, kenapa anak harus bersihkan mainan sendiri. Alasannya, kalau mainan terinjak akan rusak atau bisa membuatnya jatuh,” ungkap Ikhsan.

Satu hal lagi yang perlu diketahui adalah, jangan sampai anak melakukan hal baik untuk mendapatkan apresiasi atau hadiah semata.

“Contoh lain, misalnya anak Anda ranking satu dan Anda memberikan hadiah. Jangan sampai anak Anda mau ranking 1 hanya karena hadiah,” tutur Ikhsan.

“Anda harus memberikan alasan yang jelas. Ingatkan bahwa ranking satu sebenarnya bukan untuk orang tua, untuk diri sendiri. Bukan pula untuk mengejar hadiah semata,” pungkas Ikhsan.

Memuji memang berdampak postif pada tumbuh kembang perilaku si kecil. Karena diharapkan dapat membentuk anak menjadi lebih percaya diri. Namun hati-hati, terlalu banyak memuji anak bukannya berdampak baik, malah sebaliknya.

Pakar berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak atau terlalu mudah mendapat pujian berisiko tumbuh menjadi anak yang takut mencoba hal baru, karena ia takut gagal. Anak takut tidak bisa kembali lagi ke situasi di mana ia berhasil dan mendapat pujian dari orangtuanya. Anak lebih tertuju kepada kesuksesan dan perayaan semata, dibandingkan dengan kepuasan atas sesuatu yang telah berhasil diraihnya.

Namun sebaliknya, orangtua yang terlalu irit dalam memberikan pujian juga memberikan dampak yang kurang baik pada anak. Anak akan merasa dirinya tidak cukup baik, atau merasa bahwa ia tidak peduli kepadanya.

Jika demikian, kapan dan bagaimana cara yang tepat dalam memuji anak? Pakar pendidikan anak mengatakan bahwa kualitas dari suatu pujian lebih penting daripada kuantitasnya. Berikut adalah cara-cara yang bisa diterapkan dalam memberikan pujian kepada anak:

Berikan Pujian dengan Tulus

Si Kecil dapat mengetahui apabila Bunda dan Ayah memberikan pujian tidak dengan tulus hati. Jika hal ini terjadi, Si Kecil akan kehilangan kepercayaan sehingga lain waktu ia akan kesulitan untuk mempercayai ucapan positif yang keluar dari mulut Bunda dan Ayah, meskipun Bunda dan Ayah mungkin benar-benar tulus kali itu.

Fokus Kepada Usaha, Bukan Hasil

Berikan pujian atas usaha dan kerja keras Si Kecil, bukan menitikberatkan kepada hasil apa yang diraihnya.

Berikan Pujian yang Spesifik

Memberi pujian dengan spesifik akan membantu Si Kecil mengenali bakat atau sisi positif dari dirinya. Dibanding memberikan pujian seperti ini: “Kamu adalah pemain piano yang hebat”, lebih baik Bunda dan Ayah mengatakan “Kamu dapat memainkan lagu yang sulit dengan tepat, dengan penjiwaan yang baik pula”.

Jangan dalam Bentuk Uang

Apabila Bunda dan Ayah terbiasa mengiming-imingi Si Kecil dengan hadiah uang, ia lama-lama akan belajar untuk termotivasi karena uang semata, bukan karena kesuksesan atau hal positif di balik keberhasilan tersebut. Lain halnya jika Bunda dan Ayah memberi hadiah dalam bentuk es krim atau makan malam di restoran favoritnya.

Gunakan Bahasa Tubuh

Selain pujian verbal, berikan pula senyuman, tepukan di bahu, atau pelukan hangat kepada Si Kecil. Hal tersebut akan lebih berdampak langsung terhadap dirinya.

Hindari Sarkasme dalam Pujian

Hindari pujian yang mengandung sindiran seperti: “Wah hebat, akhirnya kamu berhasil makan sendiri tanpa harus membuat kotor lantai dan bajumu” atau “Akhirnya kamu bisa mengendarai sepeda tanpa harus jatuh lagi ke selokan”, dan sebagainya. Sebaliknya, puji pencapaian Si Kecil dengan nada mendorong seperti: “Wah hebat, kamu sudah bisa makan sendiri. Lanjutkan setiap hari ya, Sayang!”[acl]

Sumber: klikdokter.com

Shares: