KesehatanNews

Epidemiolog: Respons Imun Usai Vaksinasi yang Penting

Harga Vaksin Covid-19 Kisaran Rp 200 Ribu
Botol kecil berlabel stiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik medis, terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada 10/4/2020. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/pri.

POPULARITAS.COM – Seorang Epidemiolog, Masdalina Pane mengatakan, yang terpenting dalam pemberian vaksin Covid-19 adalah respon imun usai diberikan vaksin.

Ia tidak menyoroti soal jumlah, pengadaan dan pengaturan pemberian vaksin. Namun hasil respons imun dari vaksin Covid-19 yang menjadi kepeduliannya. Masih ada PR (pekerjaan rumah) besar bagi Permerintah soal penggunaan vaksin.

“Bagi kami, epidemiolog, (yang penting) hasil dari penelitian vaksin Covid-19 ini sendiri. Karena sampel kita kecil 1.620 orang (uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, Jawa Barat). Jadi, pada sampel yang kecil, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) itu tidak bisa terlihat,” terang Masdalina, Jumat (2/10/2020).

“Dari 1.620 orang partisipan uji klinis vaksin Covid-19 ini kalau enggak salah separuhnya juga (diberikan) plasebo. Plasebo bahan yang mirip vaksin tapi bukan vaksin. Nanti hasilnya akan dibandingkan dengan yang diberikan vaksin,” lanjutnya.

Hasil penelitian dari 1.620 partisipan uji klinis fase tiga di Bandung dapat membuahkan hasil menggembirakan bila respons imun vaksin yang terbentuk dapat adekuat. Artinya, respons imun yang terbentuk antibodi mampu bertahan lama. Apalagi ada literatur yang menyebut antibodi pasien survivor Covid-19 rendah sekali, kurang lebih bertahan empat bulan.

“Coba diperhatikan, mau berapa vaksin Covid-19 nanti kalau diberikan. Lalu perlu diperhatikan juga kalau ternyata sama saja hasilnya (hasil penelitian uji klinis vaksin) antara partisipan yang diberikan vaksin dan plasebo,” tambah Masdalina dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI).

“Antara tidak dikasih vaksin dan diberi vaksin hasilnya sama. Enggak ada efeknya juga berarti nanti vaksinnya. Kami berharap nanti hasil vaksinnya itu cukup adekuat,” ungkapnya lagi.

Masdalina menegaskan hasil penelitian dari 1.620 partisipasn uji klinis fase tiga di Bandung dapat membuahkan hasil menggembirakan. Bahwa respons imun vaksin yang terbentuk dapat adekuat.

Menurutnya vaksin Covid-19 yang disuntikkan harus betul-betul dapat membentuk antibodi. “Nah, antibodi itu harus kuat dan bertahan cukup lama. Jangan baru sebulan, hilang antibodinya,” ujar Masdalina.[]

Sumber: liputan6.com
Editor: Acal

Shares: