KesehatanNews

Kebiasaan bermain ponsel pada anak bisa sebabkan gangguan pengelihatan

Kebiasaan bermain ponsel pada anak bisa sebabkan gangguan pengelihatan
Seorang anak menjalani pemeriksaan mata dalam layanan gratis di Ancol, Jakarta, Senin (20/11/2023). Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi gangguan penglihatan di Indonesia sekitar 25 persen pada 2030. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom)

POPULARITAS.COM – Bermain ponsel berlebih pada anak, berpotensi sebabkan gangguan pengelihatan. Karna itu, penting bagi orang tua, untuk menjaga durasi waktu dan melakukan kontrol kala seorang anak memainkan gawainya.

Hal tersebut disampaikan oleh dokter spesialis mata Universitas Brawijaya, dr Lely Retno, SpM, dalam keterangannya, Sabtu (20/1/2024) di Jakarta dikutip dari laman Antara.

Menurutnya, selain faktor bermain gawai, kebiasaan-kebiasaan lain yang dilakukan pada anak, juga dapat mempengaruhi pengelihatan anak. Untuk itu, penting bagi orang tua mengenali beberapa ciri bahwa anak membutuhkan pemeriksaan mata. 

Dia menambahkan, dengan pemeriksaan mata, maka orang tua bisa mengetahui penanganan yang tepat bagi anak ketika alami gangguan pengelihatan.

Disebutkannya, salah satu masalah kesehatan yang kerap dihadapi seorang anak adalah pengelihatan kabur atau buram. Cirinya, biasanya anak-anak suka memicingkan matanya. Hal itu dilakukannya agar fokus apa yang dia lihat.

“Ciri anak yang suka memicingkan mata agar fokus melihat, itu menandakan adanya gangguan pengelihatan pada anak,” tukasnya.

Selain itu, ciri lain dari anak yang membutuhkan pemeriksaan mata ialah kerap mengucek mata karena merasa tidak nyaman dengan penglihatannya yang tidak jelas. Kebiasaan mengucek mata biasanya disertai dengan keluhan pusing.

Apabila ciri-ciri tersebut terjadi pada buah hati, orang tua dianjurkan menanyakan pada anak terkait rasa tidak nyaman itu dan membawanya untuk mengikuti pemeriksaan mata agar bisa diketahui apakah matanya bermasalah atau tidak.

Sang dokter juga memberikan kiat mudah agar baik orang tua maupun anak bisa melakukan pemeriksaan awal apakah matanya mengalami masalah atau tidak.

“Bisa dengan mencoba menutup salah satu matanya dari situ bisa dilihat penglihatannya kabur atau tidak. Anak-anak, kan, enggak pernah menutup salah satu matanya. Kalau dua-duanya terbuka, kan, kelihatannya oke-oke saja, kalau satu ditutup ternyata mata lainnya kabur. Itu artinya perlu diperiksa,” kata Lely.

Shares: