News

Kisah Fauzi, Selamatkan Anak Dari Luka Bakar

Ilustrasi (BBC Indonesia)

MEUREUDU (popularitas.com) – AF (7) asal Gampong Blang Rheu, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, bocah yang menderita luka bakar terlihat terbaring lemas di atas sebuah kasur. Setengah badannya tampak dipenuhi luka bakar.

Anak dari pasangan suami istri (Pasutri) Fauzi dan Nilawati yang kebutulan dari kalangan keluarga kurang mampu ini, didera luka bakar sekitar lima bulan lalu, tepatnya pada 20 Agustus 2019.

Saat itu, AF merupakan siswa Madrasah Ibtidiah (MI) sedang bermain layaknya anak-anak seusianya usai pulang sekolah. Saat itu dia menemukan sebuah korek di pinggir jalan di halaman tempatnya bermain.

Tangannya yang masih memegang mancis tersebut, insting bermain yang merupakan sifat alamiah anak-anak muncul dari AF, kemudian dia mengambil sebuah botol bekas air mineral gelas untuk digunakan bermain bakar-bakaran.

Tiba-tiba saja, botol bekas yang dibakar belia yang masih duduk di bangkus kelas 2 MI itu, meleleh dan mengenai pakaian yang dipakai AF. Dalam seketika api pun menyala dan membakar baju yang dikenakan serta badan bocah perempuan itu.

Fauzi yang merupakan orang tua AF, sempat menegur agar anaknya tidak bermain api dengan korek yang dipegangnya tersebut.

“Tiba-tiba saya mendegar teriakan AF dan melihat anak saya seperti terbakar, saya langsung balik dan berlari dengan sangat kencang, dan mencoba memadamkan api yang membakar baju AF. Tapi saat saya sedang memadamkan, api dengan cepat membakar kaki dan badan dia,” kenang Fauzi ayah dari AF bocah perempuan yang menderita luka bakar, 6 Februari 2020.

Akibat luka bakar yang dialami AF (7) bocah perempuan asal Gampong Blang Rheu, Kecamatan Ulim, Pidie Jaya itu, terpaksa harus dibawa ke Rumah Sakit (RS), mulai dari RSUD Pidie Jaya, hingga RSUZA Banda Aceh.

Sebelum di rawat di RSUZA Banda Aceh selama 4,5 bulan sejak kejadian tersebut, AF sempat dilarikan oleh orang tuanya ke RSUD Pidie Jaya. Namun akibat keterbatasan peralatan di rumah sakit, AF harus dirujuk ke rumah sakit nomor satu di Aceh untuk penangan medis.

Mendapat perawat medis di RSUZA dalam kurun waktu 4,5 bula, AF ditangani langsung oleh dokter ahli bedah plastik, yang biaya pengobatanya sepenuhnya melalui BJPS. Bahkan dalam proses pengobatan, kesembuhan AF menunjukkan pogres 20 persen dari dasar luka bakar yang dideritanya.

Hanya saja, selama di RSUZA, klaim BPJS AF sudah mencapai Rp 800 juta, sehingga harus pulang sebentar untuk bisa dilakukan rujukan kembali, sebagai data baru.

Nilawati merasa sangat optimisi, keadaan putri tercintanya masih dapat disembuhkan seperti sediakala. Keyakinan itu berdasarkan pengakuan dari dokter ahli bedah yang menangani AF itu sendiri.

“Dokter yang menangani anak saya dipanggil oleh kepala rumah sakit menanyakan, kenapa pasien ini, klaim BPJS sudah Rp 500 juta, tidak pulang-pulang. Lalu dokter memperlihatkan foto AF, maka diberi kompensasi untuk dirawat lagi. Sampai kami bawa pulang, sudah Rp 800 juta biayanya,” kata dia.

Sekembali ke rumah di Ulim, hingga 6 Februari 2020, AF tak kunjung kembali dibawakan ke rumah sakit, disebabkan penderita luka bakar itu dari keluarga kurang mampu sangat terkendala biaya untuk kebutuhan sehari-hari selama di RSUZA nantinya.

Melihat pasien luka bakar serius asal Pidie Jaya, hampir mencapai setengah bulan tak kunjung berada di RUSZA, dokter ahli bedahpun kemudian menghubungi orang tua AF, agar segera dibawa kembali ke rumah sakit.

“Dokter tanya, kenapa tidak balik-balik. Saya jawab, kami usahakan biaya makan-minum dulu, dokter. Tapi dokter bilang jangan lama-lama, takut terinfeksi, jadi makin parah lukanya nanti,” jelas Nilawati, meniru percakapan dengan dokter.

Di sinilah kemudian Fauzi merasa gelisah, dengan ekonomi serba kekurangan, penghasilan serba tak menenentu, gundah memikiran sumber dana untuk keperluan menemani anaknya yang harus segera dirawat di Banda Aceh.

Namun karena kekhawatiran akan kesehatan anaknya, Fauzi pun kemudian memberanikan untuk menyampaikan keluhannya tersebut ke salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie Jaya, dari Fraksi Partai Aceh, Saifullah.

Pria yang akrab disapa Kosrad itupun langsung menanggapi dengan menyerahkan bantuan uang senilai Rp 10 juta, yang dikumpulkan dari sesama anggota DPRK Pidie Jaya fraksi PA, sebagai biaya yang akan digunakan orang tua AF selama menemani bocah perempuan itu mendapat perawatan medis. (C-005)

Shares: