NewsSepakbola

MTA sebut manajemen Persiraja tak profesional

Kemenkeu RI beri Pemerintah Aceh insentif fiskal Rp20,4 miliar
Muhammad MTA, Juru Bicara Pemerintah Aceh. FOTO : Humas Pemerintah Aceh

POPULARITAS.COM – Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA menyebutkan bahwa manajemen Persiraja tidak profesional dalam pencatutan lambang Pancacita di logo klub berjuluk Lantak Laju itu.

“Terkait pemakaian logo Pemerintah Aceh (Pancacita) oleh manajemen Persiraja pada logo baru Persiraja, kami kira itu tidak dibenarkan dan memperlihatkan manajemen abai terhadap aturan dan sangat tidak profesional,” kata MTA saat dikonfirmasi popularitas.com, Kamis (12/1/2023).

MTA menjelaskan bahwa Persiraja adalah klub profesional dan berbadan hukum perseroan. Klub yang bermarkas di Stadion H Dimurthala Lampineung itu juga mengikuti liga profesional, yakni Liga 2.

Secara historis, terang MTA, memang logo Persiraja ada lambang Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh karena saat itu aturan membolehkan dan pemko sendiri memiliki saham di klub tersebut.

“Aturan sekarang pemerintah tidak diperbolehkan. Pemakaian logo tersebut kami pastikan tidak ada koordinasi dan izin dari Pemerintah Aceh. Untuk itu kami minta pihak Persiraja agar segera memperbaiki kekeliruan tersebut,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, logo klub Liga 2, Persiraja resmi diubah. Manajemen menyebut, modifikasi logo ini agar jangkauan klub berjuluk Lantak Laju itu lebih luas lagi, bukan hanya milik Kota Banda Aceh.

“Kita ubah karena kita ingin Persiraja ini bukan milik kami, tetapi milik seluruh rakyat Aceh,” kata Presiden Persiraja, Zulfikar SBY saat dikonfirmasi, Kamis (12/1/2023).

Dilihat popularitas.com, Kamis (12/1/2023), salah satu yang diubah dari logo Persiraja adalah bagian logo pemerintah daerah, dari Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh menjadi Pemerintah Aceh.

Zulfikar sendiri mengklaim, perubahan logo tersebut telah mendapat persetujuan dari para pihak, termasuk Pemerintah Aceh dan DPRA.

Ia berharap, perubahan logo ini dapat memberi efek positif bagi klub yang bermarkas di Stadion H Dimurthala, Lampineung itu.

“Semua mendukung, DPRA mendukung, bahkan pemerintah provinsi kalau punya kota tidak mau membantu, sehingga kita bawa ke ranah lebih besar (menjadi Persiraja Aceh),” ucapnya.

Shares: