EkonomiNews

Nestapa nelayan Pidie Jaya kala gelombang tinggi

Nestapa nelayan Pidie Jaya kala gelombang tinggi
Para nelayan menambatkan kapal-kapal di Kuala Lhok Panteraja. Akibat gelombang tinggi, para nelayan tidak bisa mencari ikan, foto di rekam, Senin (6/3/2023). FOTO : popularitas.com/Nurzahri

POPULARITAS.COMGelombang tinggi Melanda wilayah Aceh sejak beberapa hari lalu. Hal tersebut berdampak besar bagi kehidupan nelayan yang bergantung pada hasil pencarian ikan di laut.

Seperti yang dirasakan ratusan nelayan di Kuala Lhok Panteraja, Pidie Jaya. Sudah beberapa hari mereka tidak dapat melaut. Gelombang tinggi yang terjadi wilayah laut Selat Malaka, memilih para pencari ikan itu memarkirkan kapal-kapal mereka.

“Sudah tiga hari ini para nelayan tak melaut cari ikan. Gelombang sangat tinggi,” kata Panglima Laot Lhok Pasi Panteraja, Yusri Yusuf kepada popularitas.com, Senin (6/3/2023).

Jikapun di paksa melaut, sama saja tidak ada hasil tangkapan. Karna itu, pilihan terbaiknya yang memarkirkan kapal. Sebab, jika di paksa pasti rugi operasionalnya.

Ia menerangkan, jumlah nelayan di kawasan Kuala Lhok Panteraja, tidak kurang 1.200 orang, dan disini dioperasikan sebanyak 30 kapal dengan kapasitas 10 GT. Namun ada juga kapal-kapal Kecil yang digunakan untuk memancing, imbuhnya.

Hari biasa setiap kapal dengan kapasitas 10 GT, dapat membawa pulang ikan sebanyak 5 hingga 10 boks. Namun jika badai seperti saat ini, hanya bisa bawa pulang ikan 2 boks saja. 

Hal itu, sambung Yusri Yusuf kemudian, sebabkan banyak nelayan yang tak miliki penghasilan. Sebab, para pencari ikan di sini kehidupannya sangat bergantung pada pencarian ikan setiap harinya. “Kalau ada ikan, ada penghasilan. Nah, ini ikannya gak ada,” ujarnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), telah ingatkan masyarakat terkait potensi gelombang tinggi hingga mencapai empat meter di sejumlah perairan di Indonesia. 

Dalam keterangannya, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo, Selasa (7/3/2023), meminta agar masyarakat waspada terhadap peluang gelombang tinggi.

Gelombang tinggi tersebut, disebabkan pola angin wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak ke bara laut-timur laut dengan kecepatan 5-25 knot.

Kondisi itu, katanya, menyebabkan peluang terjadinya gelombang tinggi 1-3 meter di sejumlah perairan di Indonesia, termasuk di utara Aceh, barat, Simeulue.

Editor : Hendro Saky

Shares: