Headline

Pemerintah Aceh Segera Lelang Proyek Tahun Jamak

Pemerintah Aceh, akan segera melakukan tender atau lelang proyek pekerjaan tahun jamak, atau multi years. Begitu juga dengan sisa kegiatan pengadaan barang dan jasa untuk tahun anggaran 2020. Proses tersebut, diharapkan dapat menjadi stimuslus perekonoamian daerah, dengan meningkatnya serapan belanja modal yang diharapkan dapat memeberikan kontribusi bagai ekonomi daerah.
Pemerintah Aceh Segera Lelang Proyek Tahun Jamak
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah usai mengikuti rapat penyerapan Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020 di Istana Kepresidenan, Bogor, Rabu, (15/7/2020). [Foto: Humas BPPA]

JAKARTA (popularitas.com) : Pemerintah Aceh, akan segera melakukan tender atau lelang proyek pekerjaan tahun jamak, atau multi years. Begitu juga dengan sisa kegiatan pengadaan barang dan jasa untuk tahun anggaran 2020. Proses tersebut, diharapkan dapat menjadi stimuslus perekonoamian daerah, dengan meningkatnya serapan belanja modal yang diharapkan dapat memeberikan kontribusi bagai ekonomi daerah.

Hal tersebut, disampaikan Nova Iriansyah, usai pertemuan dengan Presiden RI Joko Widodo, mengikuti rapat dengan seluruh gubernur seluruh provinsi di Indonesia. “Arahan Bapak Presiden RI, meminta kepada pemerintah Aceh, untuk mempercepat proses tender dan lelang pengadaan barang dan jasa, serta pekerjaan konstruksi lainnya,” katanya.

Pada tahun anggaran 2020, Pemerintah Aceh, memplotkan anggaran untuk pembangunan dan penyelesaian 11 ruas jalan, yang menghubungkan konektivitas antar kabupaten di provinsi ini.

Kepala Dinas PUPR Aceh, Ir Fajri, MT, kepada media ini, beberapa waktu lalu, menerangkan, ke-11 ruas jalan yang akan dituntaskan oleh pemerintah Aceh, meliputi, ruas jalan Peurelak-Lokop-batas Gayo Lues, sepanjang 107,30 kilometer dan ruas jalan Batas Aceh Timur-Pining- Blangkjren, sepanjang 61,42 kilometer.“Total jalan yang akan dituntaskan pada kedua ruas tersebut adalah sepanjang 168,72 kilometer,” sebut Fajri.

Dengan selesainya kedua ruas jalan itu, akan menghubungkan Gayo Lues dan kabupaten Aceh Timur, terutama untuk mendukung mobilitas dan produktivitas masyarakat kedua wilayah. Tuntasnya pembangunan uas jalan tersebut juga, akan langsung menghubungkan Gayo Lues ke Sumatera Utara via Aceh Timur, dan hal ini sangat penting untuk membuka keterisolasian daerah, dan sangat penting bagi tumbuhnya akses dan pusat ekonomi baru antar wilayah tersebut.

Pun begitu, juga dengan ruas jalan Peurelak-Peunaron-Lokop, yang ditargetkan rampung 2022. Akses jalan ini merupakan satu-satunya jalan penghubung masyarakat untuk ke ibukota kabupaten, papar Fajri.

Selama ini, ungkap Fajri, warga Gayo Lues ke Peurelak di Aceh Timur, melalui jalan nasional Banda Aceh Medan, butuh waktu tempuh 8 jam, dan dengan selesainya kedua ruas jalan ini, diperkirakan waktu tempuh menjadi 3 jam saja, dan menuju Sumut hanya 6 jam.

“Banyak warga Aceh yang terdapat tinggal pada kedua ruas jalan tersebut yang mendambakan akses ini dapat segera tuntas,” jelas Fajri.

Selanjutnya, sambung alumni FT Unsyiah tersebut, pihaknya juga akan menuntaskan dua ruas jalan penghubung, yakni Blangkjren-Tongra-Batas Aceh Barat Daya, sepanjang 90,15 kilometer dan Ruas jalan Babah Rot-Batas Gayo Lues, sepanjang 27,57 kilometer.

Kedua ruas jalan dengan total sepanjang 117,72 kilometer yang akan tuntas pada 2022 tersebut, akan menghubungkan lintas tengah Aceh, dan kawasan Barat selatan. Dengan tuntasnya kawasan ini, akan mendukung konektivitas, mobilitas dan produktivitas perekonomian antar wilayah yang puluhan tahun masih terhambat.

Penuntasan kedua ruas ini, akan meningkatkan aksesibilitas kedua wilayah dalam transaksi perdagangan dan juga mobilitas penduduk antar kabupaten. Dan hal ini, akan mendorong berbagai pusat ekonomi baru, berupa pertukaran komoditas antar daerah. Yang kesemuanya itu, secara langsung akan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Selama ini, jarak tempuh kedua wilayah butuh waktu 5 hingga 6 jam. Dan dengan tuntasnya akses kedua ruas tersebut, sambung Fajri, hanya dibutuhkan waktu 2 jam saja untuk menghubungkan antara Aceh Barat dan Gayo Lues, dan sebaliknya.

Kemudian, terang Fajri, target yang ingin dituntaskan Plt Nova Iriansyah di periode kepemimpinannya, adalah ruas Jantho-Lamno batas Aceh Jaya, sepanjang 66,33 kilometer. Tuntasnya jalur ini pada 2022, akan mengakselerasi pergerakan masyarakat dan produktivitas ekonomi, wilayah Barat Selatan Aceh menuju Lintas Timur.

Selama ini, akses warga Barasela ke ibukota provinsi melalui Geurete. Dan dengan tuntasnya jalur alternatif Lamno-Jantho, akan lebih mendekatkan jarak tempuh, dan sekaligus menjadi akses pilihan jika terjadi bencana pada jalur Guerete Aceh Jaya yang kerap banjir dan Longsor. “Jantho-Lamno ini sangat penting untuk segera dituntaskan,” kata Fajri.

Selanjutnya, sebut Fajri, jalan sepanjang 57,08 kilometer, yakni ruas jalan Simpang Redelong-Pondok Baru-Samar Kilang, akan membukan isolasi masyarakat di kawasan Samar Kilang.

Tentunya, selain membuka isolasi kawasan Samar Kilang, akses jalan tersebut akan mendorong konektivitas pengangkutan barang dan jasa, serta meningkatkan produktivitas masyarakat dengan mudahnya akses, berupa transaksi komoditas.

Tuntasnya ruas jalan ini pada 2020, juga akan memperpendek jarak tempuh dari Bireuen-Takengon-Samar Kilang, menjadi 1 jam saja, yang sebelumnya butuh waktu 3 jam. Konektivitas Aceh Timur dan Aceh Utara, juga akan terhubung dengan kawasan Samar Kilang.

Ruas jalan Batas Aceh Timur-Kota Karang Baru, sambung Fajri, juga merupakan infrastruktur yang akan dituntaskan pemerintah Aceh. Jalan sepanjang 43,52 kilometer ini, tambahnya juga ditargetkan rampung 2022.

Selesainya ruas jalan ini, akan membuka keterisolasian masyarakat di Simpang Jernih, Aceh Timur. Tuntasnya pengerjaan jalur ini, akan mendukung produktivitas komoditas barang, dan masyarakat sebab telah tersambungnya daerah tersebut dengan jalan nasional batas Aceh Tamiang-batas Sumut.

“Penyelesaian ruas jalan ini, juga akan memperpendek waktu tempuh dari 3,5 jam, menjadi hanya 1 jam saja,” tukasnya.

Selanjutnya, pemerintah Aceh, juga akan menuntaskan dua ruas jalan, yakni Trumon-Batas Aceh Singkil, sepanjang 51,42 kilometer dan ruas jalan batas Aceh Selatan-Kuala Baru-Singkil Telaga, sepanjang 44,93 kilometer.

“Kedua ruas jalan sepanjang 96,35 kilometer ini, ditargetkan rampung pada 2022,” katanya.

Penyelesaian kedua ruas jalan tersebut, akan menghubungkan Aceh Selatan dan kabupaten Singkil, dan sekaligus meningkatkan arus barang dan orang, serta transaksi perdagangan antar kedua wilayah.

Penyelesaian dua ruas jalan itu, sambung Fajri, yang terpenting adalah memperpendek jarak tempuh. Selama ini, ke Aceh Selatan menuju Singkil atau sebaliknya, dibutuhkan waktu 5 jam lebih, melalui jalan nasional via kota Subulussalam.

“Jika kedua ruas ini tuntas, jarak tempuh kedua wilayah hanya tinggal 1,5 jam saja, tanpa melalui jalan nasional Tapaktuan-Subulussalam,” terang Fajri.

Target terkakhir, yaitu ruas jalan yang akan dituntaskan pemerintah Aceh, adalah akses Sinabang-Sibigo sepanjang 92,64 kilometer dan ruas jalan Nasreuhe-Lewak-Sibigo, sepanjang 129,42 kilometer.

“Total ruas jalan yang akan dibangun pihaknya di wilayah ini, adalah sepanjang 219,06 kilometer,” sebutnya.

Penyelesaian jalur ini, akan memudahkan masyarakat Sibigo menuju pusat ibukota Simeulue, yang selama ini dibutuhkan waktu 8 jam hingga 9 jam, maka kedepan jarak tempuhnya tinggal 3 jam saja.

Selain itu, selama ini, guna memperpendek jarak tempuh ke Kota Simeulue, warga Sibigo, terkadang harus menggunakan jalur laut. Dengan selesainya jalur kedua ruas jalan ini kedepan, maka kendala akses masyarakat akan teratasi.

Perlu ditekankan, tegas Fajri, pemilihan skema pembangunan ke-11 ruas jalan, dengan sistem tahun jamak atau MYC, semata-mata untuk mengoptimalkan dana Otsus Aceh, yang sejak 2008, belum secara maksimal digunakan untuk penyelesaian infrastruktur penting di provinsi ini.

Skema MYC, juga untuk memastikan pembiayaan selama tiga tahun kedepan, tidak terjadi perubahan sebab dimungkinkan proses politik anggaran yang berlangsung. “Dan yang juga terpenting, skema MYC, juga untuk memastikan waktu pelaksanaan yang tidak terikat pada lelang dan tender tiap tahunnya,” ujar Fajri.

Sebagai instansi teknis, Dinas PUPR akan memastikan ke-11 ruas jalan prioritas ini selesai dengan target dan waktu yang telah ditetapkan. Dan dukungan masyarakat sangat diharapkan pihaknya, agar pada 2022, target RPJM Aceh yakni pertumbuhan jalan provinsi dapat tercapai.

Sesuai dengan RPJM Aceh, kata Fajri, pada akhir 2022, target kondisi mantap jalan, atau panjang jalan provinsi yang teraspal adalah 98,65 persen. Dan hingga akhir 2019, persentase capaian baru 76,86 persen.

Saat ini, sebut Fajri, total panjang ruas jalan provinsi 1.781,72 kilometer, yang terdiri atas 81 ruas jalan yang menghubungkan seluruh kabupaten dan kota di ujung pulau Sumatera ini.

Nova melanjutkan, dalam arahan Bapak Presiden RI, Rabu, 15 Juli 2020, di Jakarta, Joko Widodo meminta agar pemerintah Aceh, dan juga pemerintah provinsi lainnya, untuk terus berpacu menyelesaikan pelelangan dan tender, guna mempercepat penyerapan anggaran.

“Pemerintah Aceh sendiri, telah memulai lelang sejak beberapa minggu lalu, dan sisa kegiatan akan terus kita pacu pelaksanaannya,” kata Nova.

Terkait dengan tender proyek multi yaars atau tahun jamak, dirinya telah berkonsultasi dengan Bapak Presiden, dan juga Menteri Dalam Negeri, dan dari kordinasi tersebut, pihaknya berkesimpulan untuk melanjutkan pekerjaan itu. “InsyaaAllah proyek MYC akan segera kita lelang,” katanya.

Jikapun nantinya ada hambatan regulasi, dirinya akan langsung berkordinasi dengan Bapak Presiden RI, juga dengan pihak Lembaga Kebijakan Pengadan Barang dan Jasa (LKPP), KPK RI, Kejaksaan Agung, Kapolri, serta pihak-pihak terkait untuk penyederhanaan proses lelang barang dan jasa, sebut Nova. (rls/sky)

Shares: