NewsPolitik

Petani Aceh Besar khawatirkan musim penghujan

Sejumlah petani padi di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, mengkhawatirkan hujan dalam sepekan terakhir bisa berakibat terganggunya hasil panen padi.
Patut Dicontoh, Begini Konsep Pertanian Berkelanjutan Ala Petani AS
Petani sedang membajak sawah. (Antara)

BANDA ACEH (popularitas.com) : Sejumlah petani padi di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, mengkhawatirkan hujan dalam sepekan terakhir bisa berakibat terganggunya hasil panen padi.

“Kalau di Aceh Besar secara umum, telah masuk masa panen raya. Tapi di areal persawahan kami, mungkin dua bulan lebih lagi,” ujar Abdullah (52), petani di Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, Senin.

Ia mengatakan di wilayahnya beberapa waktu lalu sempat dilanda kekeringan selama hampir dua bulan. Sehingga petani di enam dari total 23 kecamatan dengan 604 gampong mengalami gagal panen.

Data terakhir Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menyatakan luas areal persawahan tanaman padi 31.998 hektare (ha), realisasi di 2017 seluas 21.470 ha dari luas sasaran tanam 18.833 ha dengan produksi tujuh ton per ha.

“Jika padi dipanen dalam kondisi basah, maka harga jual pun menjadi murah. Baik kepada tengkulak, maupun pedagang pengumpul lainnya. Karena padi ini, kering dulu baru bisa di giling,” katanya.

Mukhlis (47), petani padi di Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, mengatakan lazimnya tidak sedikit padi atau gabah telah selesai dipotong di lahan persawahan, tetapi belum bisa diangkut untuk proses perontokkan akibat masih basah tersiram hujan.

“Belum lagi kita menjemurnya. Gabah yang basah, maka dalam waktu singkat akan berubah menjadi kecambah. Sementara kami belum punya mesin pengering,” tuturnya.

Pemerintah pusat tahun ini mengimbau agar petani berhati-hati memasuki musim panen yang bertepatan dengan musim hujan, dan tetap menjaga kualitas dari hasil panen komoditasnya tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan terdapat dua solusi yang bisa diterapkan petani dalam menghadapi musim hujan, yakni pengadaan lumbung padi dan mesin pengering gabah.

Ia menyesalkan dewasa ini di berbagai provinsi sudah jarang ketersedian lumbung padi di daerah sentra produksi, sehingga berdampak pada kualitas hasil panen padi di musim hujan.

“Pasca panen, di desa-desa hampir tidak ada lagi lumbung padi. Bahkan, kita malah sudah mulai lupa,” kata Menko Darmin. (aceh.antaranews.com)

Shares: