News

Tensi Hubungan AS dan Iran Memanas Picu Lonjakan Harga Minyak

JAKARTA (popularitas.com) – Harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam 3,5 bulan terakhir. Pelaku pasar khawatir Iran akan membalas serangan udara Amerika Serikat yang membunuh jenderal top negara itu, Qassem Soleimani.

Mengutip dari Bloomberg, harga minyak Brent pada perdagangan semalam, Jumat (3/1), naik US$ 2,35 menjadi US$ 68,60 per barel. Angka ini tertinggi sejak serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi pada September lalu.

Lalu, West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari juga naik. Kenaikannya mencapai 4,8% menjadi US$ 63,05 per barel.

“Respon Iran akan sangat parah dan mematikan,” kata Jason Bordoff, mantan pejabat pemerintahan Barack Obama. “Dan tentu saja termasuk serangan terhadap infrastruktur energi.”

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam sebuah wawancara di stasiun televisi mengatakan, pihaknya akan membalas serangan AS yang membunuh komandan militer utama negaranya. Serangan itu akan datang kapan saja dan dengan cara apa pun.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bersumpah “pembalasan hebat” menunggu pembunuh Soleimani. Ketegangan telah meningkat setelah seorang milisi Irak yang didukung Iran menyerbu kedutaan Amerika di Baghdad untuk memprotes serangan udara mematikan AS awal pekan ini.

Sampai saat ini tidak ada instalasi atau produksi minyak yang terpengaruh ketegangan Washington dan Teheran. Namun, pasar khawatir karena selama setahun terakhir konflik terus terjadi di sekitar Teluk Persia, tempat fasilitas energi Arab Saudi dan beberapa kapal tanker asing.

Serangan terhadap Soleimani telah mengguncang pasar saham, termasuk S&P 500 dan Stoxx Europe 600. Investor banyak beralih ke aset safe haven. Akibatnya, harga emas naik ke level tertinggi dalam enam tahun terakhir.*

Sumber: KataData

Shares: